Sementara itu, Sandiaga Uno melihat program Pahlawan Digital UMKM sebagai inisiatif yang baik. Katanya, agara UMKM berkembang dengan pesat harus dipikirkan ekonomi hijau.
“UMKM ini cepat sekali melihat peluang. Kalau mereka bisa ikut ekosistem seperti Pahlawan Digital UMKM maka akan bisa lebih cepat naik kelas dan berkembang. Dengan digitalisasi, scaling up UMKM harusnya terjadi yang mikro jadi makro, yang makro jadi menengah, maka ekonomi bangsa kita bisa jadi Indonesia Emas di tahun 2045,” ujar Sandiaga Uno.
“Gerak bersama, kita bicara soal ESG moving together as a nation, Indonesia sebagai incorporate harus didahulukan. Gaspol, garap semua potensi termasuk potensi online yang ada di depan kita,” tandasnya.
Seiring dengan perkembangan tersebut, delapan inovator muda yang merupakan finalis dalam ekosistem Pahlawan Digital UMKM dari tahun 2020 hingga 2023 telah bergabung dalam upaya kolaboratif. Mereka bersatu untuk membentuk gerakan yang dikenal sebagai Digitalisasi Value Chain Ekosistem Pasar Tradisional, yang pertama kali diimplementasikan di kota-kota seperti Bandung, Tangerang Selatan, dan Solo. Tim inovator yang terlibat dalam gerakan ini mencakup Elevarm, Warjali, Beli Ayam, Titipku, Atur Kuliner, Jala, Chickin, dan Broiler X.
Teten memberikan apresiasi dan menyatakan kebahagiannya terhadap banyaknya aplikasi baru yang dapat dinikmati oleh masyarakat, terutama para pelaku UMKM. Dia menekankan pentingnya digitalisasi industri dan perlunya memulai serta mengembangkan smart factory berbasis IoT.
Sementara itu, Putri Tanjung menyoroti masalah terkait kondisi pendanaan dari venture capital dan angel investor, yang kontribusinya terhadap pengusaha perempuan saat ini masih terbatas, hanya mencapai 1.9% dari total pendanaan global.