img_title
Foto : Berbagai sumber

Sang ponakan menjelaskan, kondisi ini sering terjadi. Tapi saat ditanya Pak Ogah mau pulang kemana, pria usia 74 tahun ini tidak menjawab.

"(Bicara) sudah mulai enggak jelas. Ya seperti ini saja, karena si alzheimer-nya," tutur Harmah.

Mengenai kondisi tersebut, pihak keluarga sepakat melakukan rawat jalan untuk Pak Ogah. Sebab selain medis, mereka juga menempuh jalur alternatif.

Sebagai pengingat, Pak Ogah dikenal setelah setelah ada dalam karakter serial 'Si Unyil'. Dalam karakternya, ia dikenal sebagai seorang tunakarya yang kepalanya gundul dan kerjanya sehari-hari adalah duduk di pos ronda dan meminta uang dari orang-orang yang lewat.

Dua kalimat Pak Ogah yang paling terkenal adalah, "Ogah, aah" dan "Cepek dulu dong." Ogah adalah bahasa sehari-hari untuk mengatakan 'tidak', biasanya karena kemalasan. Misalnya apabila seseorang diajak temannya untuk pergi ke suatu tempat, tetapi ia ingin tinggal di rumah, ia dapat berkata, "Ogah, aah." Perlu diperhatikan bahwa kata "ogah" ini memiliki konotasi kurang sopan bila digunakan kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi status sosialnya.

Cepek sebenarnya berarti seratus, diserap dari dialek Hokkian dan dalam hal ini adalah satu keping uang logam seratus Rupiah. Pak Ogah dalam film seri biasanya hanya mengijinkan orang lewat di depan pos rondanya bila mereka memberinya seratus rupiah atau cepek terlebih dahulu.

Karena ketenaran seri Si Unyil, kata Pak Ogah kemudian memasuki wahana populer dan menjadi istilah umum untuk menyebut semua tunakarya yang lebih senang bermalas-malasan atau melakukan pekerjaan ringan. Misalnya di perempatan jalan yang sibuk, sering kali karena satu alasan atau yang lain tidak ada petugas polisi yang mengatur lalu-lintas, seseorang yang bukan petugas polisi namun kemudian mengatur arus kendaraan dan meminta uang sebagai imbalan sering disebut 'Pak Ogah'. (jra)

Topik Terkait