img_title
Foto : Freepik/freepik

IntipSelebKehamilan adalah anugerah yang didambakan banyak pasangan suami-istri. Sayangnya, situasi tertentu terkadang membuat rencana tersebut harus diubah. Di sisi lain, banyak pula orang di luar sana yang menyalahgunakan tindakan medis ini.

Oleh karena itu, aborsi penuh dengan berbagai opini dan informasi yang simpang siur, menjadikannya topik yang kompleks dan sensitif. Tindakan ini masih menjadi pro-kontra, khususnya di Indonesia

Kali ini, Intip Seleb akan mengulas deretan fakta tentang aborsi, tentang alasan di baliknya serta dampaknya terhadap kesehatan fisik orang yang melakukan tindakan medis ini. Scroll untuk informasi selengkapnya ya.

5 Fakta tentang Aborsi

freepik/freepik
Foto : freepik/freepik

1. Aborsi Boleh Dilakukan dalam Kondisi Tertentu

Di Indonesia, aborsi diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Aborsi diizinkan dalam kondisi darurat medis yang mengancam nyawa ibu atau janin serta bagi korban perkosaan. Di luar kondisi tersebut, aborsi dianggap sebagai tindakan ilegal.

2. Batasan Usia Kehamilan untuk Aborsi

Di berbagai negara, terdapat aturan berbeda terkait usia kehamilan yang diperbolehkan untuk aborsi. Umumnya, aborsi diizinkan pada trimester pertama dan kedua kehamilan.Melakukan aborsi di atas 24 minggu umumnya dilarang karena berkaitan dengan keselamatan janin dan ibu.

Di sisi lain, aborsi yang dilakukan sebelum usia kehamilan 28 minggu tidak akan menyebabkan janin merasakan sakit. Hal ini dikarenakan bagian otak janin yang bertanggung jawab untuk merasakan sakit belum terbentuk pada usia tersebut.

3. Potensi Komplikasi Kesehatan Akibat Aborsi

Tindakan aborsi, terutama yang dilakukan tanpa prosedur medis yang benar dan pengawasan dokter, dapat menimbulkan komplikasi kesehatan. Komplikasi ini bisa berupa perdarahan, infeksi, kerusakan rahim, bahkan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan aborsi di tempat yang legal dan diawasi oleh tenaga medis profesional.

4. Dampak Aborsi pada Kesehatan Mental

Selain berdampak pada kesehatan fisik, aborsi juga dapat memberikan efek traumatis dan depresi pada beberapa kasus. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rasa bersalah karena telah menghilangkan nyawa janin.

5. Membedakan Pil Kontrasepsi Darurat dan Pil Aborsi

Masih banyak orang yang keliru memahami pil kontrasepsi darurat dan pil aborsi. Pil kontrasepsi darurat dikonsumsi segera (kurang dari 72 jam) setelah berhubungan intim tanpa pengaman untuk mencegah kehamilan. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan ovulasi.

Sedangkan pil aborsi, yang terdiri dari mifepristone dan misoprostol, bekerja dengan cara memblokir hormon progesteron sehingga lapisan rahim rusak dan tidak dapat mendukung kehamilan. Pil aborsi biasanya hanya diresepkan untuk mengakhiri kehamilan yang sudah dimulai.

Topik Terkait