IntipSeleb – Dalam salah satu video di kanal YouTube Kata Dokter, dr. Haekal Anshari, M.Biomed, memberikan penjelasan menarik tentang hiperseks. Hiperseks merupakan kondisi di mana seseorang menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan seksual yang bisa muncul secara tiba-tiba. Jika dorongan seksual tersebut tidak terpenuhi, bisa memicu stres atau bahkan depresi pada penderitanya.
Menurut dr. Haekal, penderita hiperseks akan melampiaskan hasrat seksualnya tanpa memperhatikan tempat dan waktu. Mereka bisa melakukannya dengan siapa saja, tanpa adanya ikatan emosional. Hal ini jelas bisa merugikan pihak lain dan mengganggu hubungan sosial maupun personal.
Dr. Haekal juga menjelaskan perbedaan antara hiperseks dengan orang yang memiliki libido tinggi. Orang dengan libido tinggi masih mampu mengendalikan hasrat seksualnya. Mereka akan memperhatikan tempat dan waktu yang tepat untuk menyalurkan hasrat tersebut. Jika hasratnya tidak terpenuhi, mereka tidak akan mengalami stres atau depresi.
Sebaliknya, penderita hiperseks tidak memiliki kontrol yang sama. Ketidakmampuan untuk menyalurkan hasrat seksual bisa membuat mereka merasa sangat tertekan, dan pada akhirnya mereka akan mencari cara untuk melampiaskannya kepada siapa saja yang ada di sekitar mereka.
Penyebab Hiperseks
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami hiperseks. Pertama, faktor rendah diri. Penderita hiperseks sering kali memiliki latar belakang sosial atau pendidikan yang lebih rendah dibandingkan pasangannya. Mereka mencoba menutupi rasa rendah diri tersebut dengan menunjukkan kegagahan di tempat tidur, dengan harapan pasangannya akan lebih menghargai mereka.
Kedua, adanya obsesi terhadap seks. Bagi beberapa orang, seks menjadi satu-satunya alat komunikasi untuk menunjukkan kehebatan diri mereka. Hiperseks menjadi semacam penyakit karena penderitanya mirip dengan pecandu yang tidak pernah merasa puas.
Pasangan dari penderita hiperseks sering kali mengalami kesulitan dalam menghadapi kondisi ini. Mereka bisa merasa kelelahan secara fisik dan emosional. Jika pasangan tidak mampu memenuhi hasrat seksual penderita, ada kemungkinan penderita hiperseks akan mencari orang lain untuk melampiaskannya.
Pengobatan Hiperseks
Penderita hiperseks membutuhkan pengobatan, yang biasanya melibatkan terapi psikologis. Salah satu metode yang sering digunakan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. Terapi ini menghubungkan emosi, pikiran, perilaku, dan lingkungan penderita. Terapis akan mencoba menggali apa yang ada di dalam pikiran penderita untuk membantu mereka mengatasi masalah tersebut.
Dr. Haekal menekankan pentingnya untuk tidak mengucilkan atau menyalahkan penderita hiperseks. Proses penyembuhan membutuhkan waktu dan kesabaran. Dengan dukungan yang tepat, penderita hiperseks dapat menjalani terapi dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Penting bagi kita untuk memahami bahwa hiperseks adalah kondisi medis yang membutuhkan penanganan serius. Dengan pendekatan yang tepat, penderita hiperseks bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan dan memperbaiki kualitas hidup mereka serta hubungan dengan orang-orang di sekitar mereka.