img_title
Foto : Pinterest_outsidemagazine

IntipSeleb – Baru-baru ini Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus pembunuhan kopi sianida mengaku trauma dengan kopi. Jessica hanya memberikan senyuman ketika ditanyai trauma tidaknya dengan kopi, yang kemudian dipertegas oleh pengacaranya Otto Hasibuan bahwa Jessica kini trauma akan kopi.

Rasa trauma terhadap kopi yang dialami Jessica disebut sebagai cafephobia. Dilansir dari berbagai sumber, yuk kenali fakta tentang cafephobia!

Apa itu cafephobia?

Instagram/ @efeksampingkopi
Foto : Instagram/ @efeksampingkopi

Fobia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya. Fobia terhadap kopi atau disebut cafephobia (dari bahasan Yunani kafe “kopi”) merupakan rasa takut terhadap kopi

Penyebab cafephobia

Lifestyleasia
Foto : Lifestyleasia

Cafephobia dapat disebabkan oleh banyak faktor yang dianalogikan memberikan rasa pahit seperti rasa dari kopi itu sendiri. Cafephobia biasanya terjadi karena adanya kejadian di masa lalu yang membuat seseorang menjadi trauma.

Seorang ibu asal Inggris, Becky Marks mengaku pernah mengalami cafephobia ketika ia kehilangan bayi perempuannya pada awal usia 16 tahun karena mengalami anxiety akibat sering mengkonsumsi kopi. Begitu juga dengan trauma terhadap kopi yang dialami Jessica Mirna yang menjadi terpidana kasus pembunuhan kopi sianida terhadap temannya sendiri.

Dampak cafephobia

pinterest_eatthisnotthat
Foto : pinterest_eatthisnotthat

Orang yang terkena cafephobia akan merasa tidak suka dengan aroma kopi, yang bahkan bisa mengganggu mereka. Penderita cafephobia juga cenderung akan menjauh dari orang yang membawa kopi ke dekat mereka karena merasa cemas akan aroma kopi yang mereka hirup.

Apakah cafephobia dapat disembuhkan?

pinterest_creativemarket
Foto : pinterest_creativemarket

Sama seperti jenis fobia lainnya, cafephobia dapat disembuhkan dengan terapi psikologis yang berkaitan dengan pengendalian perasaan dan pola pikir.

Penulis: Najwa Syifa Annisa

Topik Terkait