Proses Produksi Film Eksil
Lola melanjutkan, film Eksil menceritakan para eksil atau orang-orang yang diasingkan dan tidak bisa kembali ke Indonesia akibat G30S/PKI. Hingga akhirnya, para eksil memilih untuk berpindah kewarganegaraan, namun hatinya tetap Indonesia.
“Proses pembuatan film ini panjang dan lama sekali. Untuk bertemu dengan mereka (Para Eksil) tidak gampang. Saya dari 2013 sudah sampai 2015. Dan di tengah perjalanan itu para narasumbernya sudah meninggal semua karena memang sudah tua semua. Karena kondisi itulah akhirnya saya nekat membawa tim saya ke Eropa selama 3 bulan untuk mengambil dan wawancara mereka semua yang ada di film ini,” terang Lola Amaria.
“Dan setelah itu penyelesaiannya memang agak tertunda cukup lama karena ada banyak proses yang kami jalankan. Dan dengan durasi menjadi dua jam dan yang disampaikan ini sangat jelas. Film ini bukan untuk yang mengerti soal 65 (Peristiwa 1965). Tapi ini untuk generasi saya dan di bawah saya yang tiap tahun dicekoki film G30S/PKI. Itu kayaknya harus tahu dari sisi sebelahnya (Film Eksil). Dan ini yang bicara orangnya langsung yang mereka dibuang nggak boleh pulang. Mereka punya cerita yang jujur tentang itu,” urai Lola.
Film Eksil memiliki durasi 119 menit dengan mengisahkan perjalanan para penyintas atau para eksil yang terbuang dari negerinya sendiri akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965. Film Eksil ini juga sukses memenangkan film dokumenter panjang terbaik Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Oleh karena itu Lola Amaria berharap, bioskop lainnya secepatnya memberikan ruang agar film Eksil bisa disaksikan masyarakat luas.