"Kitalah yang sangat punya banyak saham akan negeri ini. Jangan biarkan mereka dengan seenaknya menggoyahkan keragaman Indonesia dengan cara memprovokasi umat atas nama agama," jelas Gus Miftah.
"Madura sampai detik ini masih sangat teguh dengan ikatan antara murid dan guru. Gambaran utuh tersebut dapat dilihat dari pergerakan masyarakatnya yang selalu mengedepankan dawuh guru daripada lainnya,” sambungnya.
Gus Miftah berharap bukan hanya satu kali ini untuk hadir di Madura, namun harus lebih sering untuk memberi metode dan motivasi kepada para Lora dan Bhindereh. Karena sampai detik ini, Gus Miftah adalah sosok pengendali dan cukup lihai dalam memainkan fungsi dakwah.
"Dengan Gus Miftah dan para Lora dan Bhindereh, Madura harus dibersihkan dari oknum-oknum yang terus membawa dan menebar kebencian, lebih-lebih menjelang Pilpres dan Pileg 2024!" kata Lora Khoiron.
Selain itu, pada kesempatan dialog, para Lora dan Bhindereh sepakat bahwa tokoh-tokoh muda ini akan selalu merawat dan mengawal NKRI dengan cara dan peran masing-masing.
"Kita sepakat berbeda dengan tidak mengenyampingkan kultur Madura. Mengapa demikian? Karena merawat NKRI sejatinya adalah menjaga agama, dan menjaga agama bagian dari Maqashidus Syariah (tujuan prinsip syariat Islam) yang harus dijadikan patokan dalam melangsungkan kehidupan," jelas Gus Miftah.
"NKRI adalah nadi kita semua, NKRI adalah ruh kita semua, maka Madura siap menjadi kiblat akan moderasi beragama menuju kejayaan Indonesia untuk dunia," sambungnya.