Pemberian gelar itu diselenggarakan pada 10 Maret 2004 lalu di Klenteng Tay Kek Sie. Saat itu, Gus Dur memakai pakaian cheongsam dan duduk di kursi roda.
Sebelumnya, perayaan Imlek dirayakan secara terbuka pada 17 Januari 2000 lalu. Sehingga etnis Tionghoa yang sebagai minoritas selalu mengingat dan memberikan penghormatan khusus untuk mengenang Gus Dur setiap Imlek atau ulang tahunnya.
Di sisi lain, Gus Dur juga ternyata pernah mengaku bahwa dirinya seorang keturunan Tionghoa. Pengakuan itu dikuatkan oleh Said Aqil Siradj sebagai tokoh NU.
Makanan Imlek Kesukaan Gus Dur
Diketahui, beberapa kelompok Tionghoa kerap kali memberikan penghormatan kepada Gus Dur dengan menyajikan makanan kesukaan dari tokoh publik itu. Menu yang kerap kali disajikan antara lain; kecombrang, kopi, tempe mendoan hingga ayam dan babi (yang diganti dengan kambing).
Selain itu, melansir dari berbagai media Nasional dan NU Online bahwa menjelang Imlek, etnis Tionghoa yang bergabung dalam perkumpulan Boen Hian Tong di Pecinan Semarang menyajikan juga makanan kesukaan dari Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.