Lewat medium film, Kinoi berupaya memvisualkan jlan cerita asli dengan perspektif pendengar agar penonton nantinya agar ditangkap dengan baik oleh para pendengar podcast dan penonton filmnya nanti.
“Tapi namanya sebuah film dari cerita orang yang berbicara secara lisan itu banyak imajinasi atau fantasi di pendengarnya. Sebenarnya susahnya membuat film dari thread itu bukan A jadi A, tapi bagaimana A ini ditangkap oleh satu juta viewer kan, ini yang susah,” sambung Azhar Kinoi Lubis.
“Bagaimana kita bisa tidak keluar dari imajinasi pendengar podcast itu. Bagaimana kita visualkan itu? Jadi mencoba membawa konsep film ini menjadi perspektif dari pendengar podcast ini, bukan kita sebagai pembuat atau filmmaker, sehingga hal itu yang saya bilang tadi semoga film ini dekat dengan penonton film yang bukan pendengar podcastnya,” jelasnya.
Bocorkan Perbedaan Podcast dan Film
Kendati demikian, pihak filmmaker tentu tidak akan menerjemahkan mentah-mentah cerita Pengantin Setan dari medium podcast ke film. Amrit Punjabi selaku produser berupaya memunculkan unsur kejutan agar para pendengar podcast yang menonton filmnya nanti juga tetap mendapatkan kebaruan.
“Pasti ada perbedaan, karena kalau sama ya lo udah tau semuanya nggak ada keseruannya lagi. Seperti yang kita lakukan di film Di Ambang Kematian, ada sedikit elemen yang perlu kita tambahkan. It’s a movie, bahasa film ya,” ungkap Amrit Punjabi.