Arie Kriting juga menyinggung bagaimana aktor asal Indonesia Timur seringkali digunakan sebagai kisah sedih. Oleh karena itu, ia terdorong untuk menggali potensi hingga kisah sebenarnya masyarakat timur melalui film ini.
Tak Ingin Dijadikan Bahan Bersyukur
Lebih lanjut, suami Indah Permatasari ini juga menyinggung kebiasaan perfilman Tanah Air saat menyorot masyarakat Indonesia Timur yang didominasi dengan kisah sedih.
Dengan itu, pelawak sekaligus aktor asal Sulawesi Tenggara ini ingin memasukkan realita sebenarnya dan mengubah dugaan tak benar banyak orang terkait tempat asalnya.
“Perasaan orang timur yang seringkali ditampilkan di layar itu selalu berkaitan dengan kesedihan, kesulitan, kekurangan, perjuangan hidup yang berat sekali. Dan saya melihat bahwa layar film Indonesia itu ketika beririsan dengan tema-tema Indonesia Timur itu selalu berusaha mencari bahan bersyukur,” tutur Arie Kriting.
“Kayaknya kami nggak segitunya deh. Gak hanya itu. Ada banyak perasaan-perasaan lain yang bisa dieksplor melalui sinema. Saya merasa orang Timur itu nggak hanya miskin, nggak hanya susah, nggak hanya gak bisa sekolah, nggak hanya toleransi, nggak hanya susah air, nggak hanya perempuan yang gak diperhatikan,” tegasnya.