img_title
Foto : YouTube Denny Sumargo

JakartaXaviera Putri merupakan salah satu peserta Clash of Champions yang mencuri perhatian publik. Pasalnya, penampilan gadis cantik dan cerdas di game show besutan Ruangguru tersebut selalu bikin berdecak kagum.

Tinggal dan bersekolah di Korea sejak SMA, Xaviera baru-baru ini mengungkapkan struggle-nya ketika tiba di Negeri Ginseng tersebut terlebih sebagai wanita muslimah yang berhijab. Seperti apa kisahnya? Yuk simak selengkapnya berikut ini!

Satu-satunya Siswi Berhijab

xavieraputri/instagram
Foto : xavieraputri/instagram

Dalam podcast di kanal YouTube Denny Sumargo, Xaviera Putri mengaku menghadapi banyak tantangan setibanya di Korea Selatan. Tak hanya soal akademik, ia juga mengaku sempat menghadapi krisisi identitas.

“Pas aku pertama kali sampe itu aku harus lawan sama anak top jeniusnya Korea, akau super kaget. Jadi aku setiap hari belajar sampe jam 10 malem dan belum lagi aku banyak kayak struggle sama identitas aku sih kak,” ungkapnya dikutip dari YouTube Densu pada Kamis, 11 Juli 2024.

Mahasiswi KAIST tersebut juga mengatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya siswi berhijab di angkatannya yang berjumlah ratusan orang. Selain itu, ia juga merupakan satu dari belasan siswa dari luar Korea yang bersekolah di sana.

“Misalnya satu angkatan ada 100 berapa orang, anak internasional cuma ada 10 atau 11, dan aku satu-satunya yang berhijab di angkatan aku,” jelasnya.

Menjadi minoritas di sekolahnya di Korea Selatan, Xaviera Putri mengaku kesulitan dalam berteman. Pasalnya, banyak dari teman-temannya yang memandang dirinya dengan stereotype yang mereka miliki tentang orang berhijab.

“Jadi tuh kayak rasanya aku pas SMP bisa buat temen gampang, tapi aku pas nyampe SMA sana kayak mau bertemen aja orang udah kayak ada stereotype ke aku kayak apa, udah ada label gitu kak, kayak ‘oh anak inter yang pake hijab itu ya’ dan aku belum ngapa-ngapain udah ada asumsi,” ujar Xaviera.

Berhasil Membuktikan Diri

xavieraputri/instagram
Foto : xavieraputri/instagram

Beban yang sedemikian berat harus dialami Xaviera di usia belia. Mau tidak mau, ia memiliki tanggung jawab untuk menjadi representasi wanita berhijab di sekolahnya di Korea.

Dengan kerja keras dan keyakinannya, peserta Clash of Champions tersebut berhasil membuktikan diri dengan prestasi dan pencapaiannya. Alhasil, ia pun berhasil mengubah persepsi orang terhadap dirinya.

“Aku kan masih 15 tahun ya kak, rasanya kayak aku harus ngerepresentasiin orang-orang yang berhijab. Tapi alhamdulillah sih pas aku tahun kedua akhirnya aku kayak pengen prove them wrong. Dari situ akhirnya aku dapet beasiswa tambahan segala macem, orang jadi mulai berubah pikirannya, ‘oh ternyata yang dari situ oke juga ya’,” jelas Xaviera.

Selain itu, Xaviera merasa perlu untuk mengubah persepsi soal hijab yang ia kenakan di mata teman-teman Koreanya agar kelak tak ada lagi wanita berhijab yang mengalami apa yang ia alami saat pertama kali tiba di sana.

“Aku tuh pengen ngebawa imej seperti itu biar orang yang selanjutnya dateng tuh nggak harus ngelewatin yang aku lewati gitu. Karena jujur pas tahun pertama itu aku down banget sampe mikir ‘ngapain sih aku susah-susah ngerantau sendiri, ngelepasin semuanya di Indonesia untuk ke Korea yang aku bisa dipulangin kapan aja kalau nilai aku turun’,” tandas Xaviera. (bbi)

Topik Terkait