“Misalnya satu angkatan ada 100 berapa orang, anak internasional cuma ada 10 atau 11, dan aku satu-satunya yang berhijab di angkatan aku,” jelasnya.
Menjadi minoritas di sekolahnya di Korea Selatan, Xaviera Putri mengaku kesulitan dalam berteman. Pasalnya, banyak dari teman-temannya yang memandang dirinya dengan stereotype yang mereka miliki tentang orang berhijab.
“Jadi tuh kayak rasanya aku pas SMP bisa buat temen gampang, tapi aku pas nyampe SMA sana kayak mau bertemen aja orang udah kayak ada stereotype ke aku kayak apa, udah ada label gitu kak, kayak ‘oh anak inter yang pake hijab itu ya’ dan aku belum ngapa-ngapain udah ada asumsi,” ujar Xaviera.
Berhasil Membuktikan Diri
Beban yang sedemikian berat harus dialami Xaviera di usia belia. Mau tidak mau, ia memiliki tanggung jawab untuk menjadi representasi wanita berhijab di sekolahnya di Korea.
Dengan kerja keras dan keyakinannya, peserta Clash of Champions tersebut berhasil membuktikan diri dengan prestasi dan pencapaiannya. Alhasil, ia pun berhasil mengubah persepsi orang terhadap dirinya.