“Karena kita enggak mau mikirin karena kita udah happy banget kok. Maksudnya apa yang kita dapat sudah luar biasa dan sangat bersykur. Kita enggak terlalu yang kayak mikir keduit, kerjaannya happy aja, nyanyi segala macem, ngehibur doang,” ujarnya.
Namun, masalah mulai muncul ketika Coboy Junior menjadi brand ambassador sebuah produk. Ketika itu, salah satu staf dari brand tersebut, yang ternyata teman ibunda Bastian, mengungkapkan besaran honor yang diterima oleh Coboy Junior. Dari situlah ketidaktransparanan manajemen terungkap.
“Sampai akhirnya enggak sengaja kita brand ambassador apa gitu waktu itu. Enggak taunya salah satu orang brand ini temannya mama. Jadi ngomongnya berapa saat orang brandnya ngomong ke mama berapa. Ketahuan,” ujarnya.
Sakit Hati
Mendengar besaran uang yang diterima Coboy Junior, Bastian merasa sakit hati. Bukan soal nominal yang dipermasalahkan, tetapi etika bekerja yang mana tidak ada transparansi antara manajemen dengan artis.
“Di situ aku sakit hati banget gitu karena menurut gue kita kerja setiap hari. Kok kayak gini, kayak ada rasa kecewa, kok lo udah anggap ini team seperti keluarga. Kalau misalnya bahas nominalnya kita enggak peduli, karena udah cukup walaupun dibohongin. Cuman harusnya bicara enggak ada masalah. Market segini saya ambil segini totally fine,” ujarnya.