IntipSeleb – Yenny Rachman dan Rano Karno bernostalgia ketika nama mereka bersinar sebagai artis Tanah Air. Aktris film Semau Gue ini tertawa ketika ia membeberkan soal honor tinggi yang ia miliki bersama Roy Marten.
Alhasil, pengakuan Yenny membuat namanya berada di jajaran trending Google pada Selasa, 22 September 2020. Ia juga membahas soal kehidupannya di masa lalu yang dilarang untuk syuting. Seperti apa? Yuk simak artikelnya!
Baca Juga: Terjebak Banjir, Mak Nyak Dievakuasi Tengah Malam
Bahas Honor
Yenny Rachman dan Rano Karno bertemu kembali membahas masa jaya mereka di perfilman Indonesia. Dua artis senior itu meramaikan jagat layar kaca di tahun 70-an namun masih dikenal hingga saat ini. Yenny mengungkapkan bahwa dia mulai naik daun usai membintangi film Kabut Sutra Ungu tahun 1979 lalu dan mendapatkan penghargaan Piala Citra serta Festival Film Asia.
“Lumayan deh, nambah bobot kita jadinya kan? Mulai deh honor mulai dikit-dikit naik,” kata Yenny dilansir IntipSeleb dari kanal YouTube si Rano yang diunggah pada Minggu, 20 September 2020.
Rano pun langsung tertawa mendengar pengakuan sahabatnya itu. Ia langsung membalas bahwa gara-gara Yenny, honor artis Indonesia saat itu menjadi rusak karena Yenny tergolong mendapatkan penghasilan yang fantastis.
“Soal ngomong honor, nih era Yenny Rachman dengan Roy Marten yang membuat honor film Indonesia jadi rusak (rusak pasaran). Soalnya dulu ada namanya The Big Five. Maaf kita harus buka kartu nih, dulu zaman dia honornya Rp5 juta. Gak pernah ada bintang film honornya Rp5 juta. Aku juga yang udah terkenal paling honornya Rp600 ribu atau Rp750 ribu,” kata Rano Karno.
Yenny Pernah Gak Dibayar
Artis senior yang termasuk The Big Five adalah Yenny Rachman, Roy Marten, Robby Sugara, Doris Callebaute dan Yety Octavia yang memiliki penghasilan fantastis. Perempuan 61 tahun itu akhirnya menjelaskan bahwa sebelum mendapatkan honor tinggi ia juga pernah kerja namun tak dibayar.
“Tapi kan proses perjalanan gue di film kan dari gak dibayar, figuran gratis terus dibayar Rp2.500. Pernah gue dibayar Rp2.500 jadi figuran, film yang rame-rame tuh pemainnya. Ya kita dibayar sama unit Rp2.500,” lanjutnya.
Wanita berdarah Aceh dan Tionghoa ini melanjutkan bahwa dia memang sudah tertarik di dunia hiburan. Meski orangtua Yenny menolak keras, dia bisa membuktikannya dengan meraih tiga Piala Citra selama berkarier.
“Mungkin udah garis tangan juga. Yang tadinya orangtua gak setuju, gue mau dibotakkin rambutnya, baju mau dibakar semuanya. Akhirnya gak diajak ngomong juga sama orang tua, tapi gue tuh gak diajak ngomong bertahun-tahunan. Terus begitu gue dapet Piala Citra, papi gue baru ngomong ‘Oh ternyata itu pilihan kamu. Yaudah tanggung jawab’,” kata Yenny.
Bandingkan Film Dulu dan Sekarang
Tak hanya itu, Yenny juga membahas bahwa ada perbedaan antara pembuatan film zaman dulu dan saat ini. Menurutnya, aktris zaman dulu akan sangat dilihat keseriusannya menjadi artis dan ia bisa tinggal di suatu tempat untuk waktu yang lama.
“Saya syuting di Yogyakarta selama berbulan-bulan gak pulang. Jadi waktu itu konsekuensinya gak kayak film sekarang, sehari tiga hari bisa selesai, dulu film gue tuh setahun bisa satu. Film Kartini itu gue setahun di Jepara,” kata Yenny Rachman pada Rano Karno.
Baca Juga: 8 Fakta Raka Widyarma, Anak Rano Karno yang Gak Kalah Ganteng