IntipSeleb – Indonesia memiliki beberapa animator yang karyanya mendunia. Beberapa dari mereka berhasil ikut menjadi bagian yang mengerjakan projek-projek film yang namanya sudah terkenal. Salah satu animator asal Indonesia yang karyanya tidak kalah hebat adalah Sashya Subono. Akhir-akhir ini, namanya terdengar ke telinga masyarakat Indonesia setelah ikut ke dalam projek animasi dunia yang luar biasa. Film-film seperti Avatar: The Way of Water, She-Hulk, Hawkeye, Godzilla X Kong, dan beberapa projek Disney lainnya.
Kesempatan emas yang ia dapat saat bekerja di Weta FX, baru-baru ini adalah menjadi bagian dari salah satu animator yang dipercaya mengerjakan film Kingdom of The Planets of The Apes. Film ini menjadi film keempat dari seri reboot Planet of The Apes yang pertama kali pada 2001. Weta FX sendiri merupakan sebuah perusahaan efek visual dan animasi digital yang berbasis di Wellington, Selandia Baru.
Ketika ditanya melalui wawancara eksklusif bersama IntipSeleb, Sashya menjelaskan bahwa ia sudah memiliki keinginan yang tinggi menjadi seorang animator semenjak duduk di bangku kuliah.
“Aku tuh pengen banget jadi animator dari jaman kuliah. Awalnya sih aku cuma ngikutin dari film-film yang aku tonton aja, karena kebetulan aku pun mengambil kuliah perfilman. Namun seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa itu bukan ranah yang aku suka. Akhirnya aku ngerasain kalau aku lebih suka duduk di belakang komputer," ungkap Sashya dalam wawancara eksklusif bersama IntipSeleb.
Kesadarannya akan bidang yang ingin ia geluti membuatnya mengambil D3 yang belajar tentang Video Post Production Editing dan Animasi. Ia juga mengungkapkan pada tahun 2008-2009 ketika lulus D3, Sashya jauh lebih tertarik dengan dunia animasi. Dengan segala ilmu yang ia miliki, ia melakukan freelance job dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 di Middlesex University of London. Di sana, ia mempelajari Animasi jauh lebih dalam dari sebelumnya.
“Saat belajar di sana, aku semakin lama semakin suka menganimate karakter, terutama wajah. Tapi, di waktu itu aku juga tetep ngambil kursus-kursus lain juga untuk menyempurnakan kemampuan aku di bagian lainnya. Jadi aku selalu belajar, gak terfokus pada bagian yang aku suka aja,” jelasnya.
Yakin Ingin Jadi Facial Animator
Di Middlesex University itu lah Sashya yakin bahwa dirinya ingin menjadi seorang facial animator setelah tertarik ketika belajar. Dalam perjalanan kariernya, Sashya memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah lulus S1 di London. Di Indonesia, ia mengambil beberapa proyek animasi lepas untuk menambah portofolio miliknya. Selain itu ia juga mengajar paruh waktu di SAE Indonesia.
“Aku waktu itu kerja di SAE, awalnya cuman mengajar paruh waktu aja ngajar basic animation. Saat itu juga sempat ambil pekerjaan lepas gitu ngerjain animasi beberapa iklan. Lalu kemudian, aku bersyukur bahwa SAE percaya dengan kemampuan yang aku miliki hingga diangkat menjadi Academic Coordinator untuk bidang animasi saat itu,” jelas Sashya tentang perjalanan karirnya. Menurutnya, kesempatan mengajar di SAE Indonesia saat itu merupakan hal yang sangat luar biasa bagi dirinya.
Bekerja di Weta FX
Sashya menjelaskan bahwa dirinya memang tinggal dan besar di Wellington, New Zealand jadi tidak heran jika dirinya memang terpapar animasi-animasi seperti Avatar dan Lord of The Rings. Di tempat ia tinggal, kebetulan adalah salah satu studio animasi terbesar yaitu Weta FX. Sejak lulus S1 dari Middlesex, ia bercita-cita bahwa kelak nanti apabila ada kesempatan, kerja di Weta FX adalah salah satu goals dalam hidupnya.
Menghabiskan waktu selama delapan tahun tinggal dan kerja di Indonesia, membuat Sashya beserta suaminya rindu akan Wellington. Hal ini yang akhirnya mendorong mereka berdua untuk kembali ke Selandia Baru untuk membuka lembaran baru pada jenjang karirnya di dunia animasi.
“The reason aku balik ke New Zealand itu memang karena cita-citaku waktu itu kan jadi Facial Animator. Satu-satunya tempat yang aku tahu fokus mengerjakan muka dan projek-projek yang jadi inspirasi aku pada awal belajar itu ada disini, di Wellington. Jadi keputusan yang tepat untuk aku kembali ke tempat aku besar,” jelasnya ketika ditanya IntipSeleb mengapa memilih kembali.
Ketika ditanya tentang bagaimana kondisi dunia animasi di Indonesia saat ia masih bekerja disana, Sashya menjelaskan bahwa di tahun 2009-2010 di Indonesia memang masih terbatas. Studio besarnya saat itu hanya ada di Batam, banyak akses-akses yang belum dijangkau oleh industri animasi Indonesia era itu.
“Kalau sekarang, menurut aku tentu sudah jauh lebih berkembang daripada saat aku ada disana. Waktu aku berangkat saja, Indonesia telah memiliki beberapa studio animasi besar yang mampu menyokong bakat-bakat para animator. Sebut saja di Jakarta ada Little Giantz, ada beberapa studio di Jogja dan Bali yang saat ini namanya sudah mulai terkenal kan,” tambahnya.
Setelah kembali ke Wellington, ia kembali bekerja sebagai animator lepas kembali sembaring melanjutkan studi S2nya di Victoria University of Wellington. Pada tahun 2020, ia akhirnya mendapatkan kesempatan emas untuk bergabung dengan perusahan impiannya, yaitu Weta FX tepat setelah anak ketiganya lahir. Menurutnya, bekerja untuk Weta FX merupakan mimpi yang menjadi kenyataan. Bekerja di tempat yang ahli di bidang animasi dan juga selalu terbuka untuk belajar dari satu sama lain adalah sesuatu yang menyenangkan. (frm)
Penulis: Roja Arraya