"Jadi workshop-nya kita memang nggak punya waktu panjang untuk berdialog Jawa, cuma karena lingkungannya orang Jawa semua jadi kita di-support untuk bisa berbahasa Jawa, minimal dialek, aksennya medok," imbuhnya.
Harus Totalitas Sampai Tidak Tidur
Devano Danendra juga mesti totalitas memerankan karakter Respatih. Selain harus bisa berbahasa Jawa, Devano juga mendalami karakter yang mengalami insomnia sehingga ia memutuskan untuk mengurangi jam tidurnya.
“Pengalaman sih nggak, kalau riset pasti ya kayak mungkin aku nggak tidur selama syuting, aku berusaha kayak orang insomnia. Kayak sehari aku tidur cuma sejam dua jam itu salah satu yang aku lakukan. Efeknya pusing, tapi hal-hal itu yang dibutuhkan sama Respati,” ungkapnya.
"Di sini dituntut buat orang yang menyerupai orang terkena insomnia, nggak bisa tidur, segala macam, jadi harus totalitas sih," beber Devano Danendra.
Walau demikian, Devano Danendra sangat menikmati proses syuting film Malam Pencabut Nyawa. Mulai dari mendalami karakter sampai memerhatikan gestur dan air mata, aktor berusia 22 tahun ini berusaha menampilkan akting terbaiknya.