img_title
Foto : Instagram/doyouseewhatisee_md

IntipSeleb – Sutradara Awi Suryadi menceritakan bagaimana menggunakan kekreativitasannya ketika menggarap film Do You See What I See. Salah satunya, bagaimana cara Awi membuat pengambilan gambar di gedung kosong yang dijadikan kos-kosan menjadi lebih berani.

Awi Suryadi juga bermain dengan kamera dan pemain untuk pengambilan sudut pandang yang berbeda. Seperti apa penuturannya? Yuk, intip pengakuan Awi Suryadi dalam Showbiz Stories di bawah ini!

Cara Awi Suryadi Berkreativitas di Film Do You See What I See

IntipSeleb/Fabbiola Irawan
Foto : IntipSeleb/Fabbiola Irawan

Awi Suryadi memutar otak untuk membuat pengambilan gambar di kos-kosan untuk film Do You See What I See lebih kreatif. Berbeda dari film KKN di Desa Penari sampai Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul yang berlatar tempat di hutan, film garapan terbarunya mengambil kos-kosan di sebagian besar jalan ceritanya.

Set-nya kan cuma di kosan. Jadi saya harus lebih kreatif dalam pemilihan shot. Kalau diperhatikan, shot-nya tuh lebih panjang, lebih subjektif kameranya, editingnya juga panjang-panjang. Jadi dari shot juga berbeda dari film saya sebelumnya,” ujar Awi Suryadi setelah press screening film Do You See What I See di Cinepolis Senayan Park baru-baru ini.

Upaya Awi Suryadi berkreatif untuk film Do You See What I See tidak cuma lewat pengambilan gambar. Sutradara yang debut di dunia filmografi tahun 2005 ini bermain dengan warna. Pasalnya, ia ingin menyampaikan pesan utama di film yang diadaptasi dari podcast ini.

“Dari grading juga berbeda, biasanya kan standar ya warna mateng. Ini saya nekat warnanya agak pucet dikit, grey dikit. Karena yang ingin kita sampaikan adalah ini cerita cinta yang membuat penonton gak nyaman. Jatuh cinta tapi gak nyaman. Jadi warna filmnya berbeda, shot-nya berbeda,” lanjutnya.

Ajak Pemain Film Bereksperimen dengan Kamera

IntipSeleb/Fabbiola Irawan
Foto : IntipSeleb/Fabbiola Irawan

Awi Suryadi juga menyajikan beberapa sudut pandang yang berbeda di film Do You See What I See. Salah satunya adalah sudut pandang dari pemerannya sehingga para pemain mengatur kamera sendiri.

“Karena kan subjektif kamera. Point of view-nya Vey, Mawar. Harus mereka yang gerakin. Kameranya dipakein ke mereka,” tandasnya.

“Cukup berat kan? Yang lucu itu kan take-nya panjang banget. Ada satu kali saya teriak cut, karena saya ngeliat ada refleksi putih-putih di kaca. Padahal gak ada orang, cuma Vey sendiri,” beber Awi Suryadi.

Film garapan Awi Suryadi, Do You See What I See: Cerita Horor #64 – First Love mengisahkan Mawar (Diandra Agatha) yang berubah aneh setelah mengunjungi makam orang tuanya. Makanya, Vey (Shenina Cinnamon) berusaha menyelidiki penyebab keanehan Mawar. Tak disangka, ia malah menemukan fakta mengerikan yang membahayakan nyawa Mawar. Film ini siap mengudara di bioskop-bioskop Indonesia pada 16 Mei 2024 mendatang.

Topik Terkait