Jakarta – Bersamaan dengan acara buka bersama yang dilaksanakan di JS Luwansa Hotel & Convention pada Selasa, 19 Maret 2024, Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Bakrie Amanah mengadakan Dauroh dan Talkshow Zakat.
Acara yang digagas oleh Laznas Bakrie Amanah ini mengusung tema "Fiqh Zakat dan Optimalisasi Zakat Guna Memaksimalkan Kontribusi Bakrie Untuk Negeri". Acara dauroh ini dibawakan oleh tiga orang pemateri yang berkompeten di bidangnya.
Materi dauroh pertama fokus pada perihal Fiqh Zakat yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Rully Marasabessy, yang kedua fokus pada soal Zakat Fitrah yang dibawakan oleh Dr. Irwan Maulana dan tema Zakat Maal yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Nurul Alim.
Acara pun disambung dengan talkshow yang dipandu oleh Chandra Budiman (ANTV). Talkshow zakat diisi oleh Ustadz Dr. Rully Marasabessy, Ketua Laznas Bakrie Amanah Hendrajanto Martasakti, serta Ibu Yuanita Rohali selaku Finance Director sekaligus salah satu penggagas acara ini.
Ustadz Rully Marasabessy menyampaikan pentingnya zakat yang masih kerap diabaikan oleh umat Islam. Ia juga menyampaikan bahwa menolak mengeluarkan zakat secara sengaja bisa berakibat fatal.
“Zakat sepenting itu, bahkan kalimat zakat dan salat dalam Al-Quran didampingkan dalam 32 ayat. Kita tidak bisa melaksanakan salah satunya dan meninggalkan yang lain. Menolak zakat dalam keadaan sadar bisa menjatuhkan dia salam satu derajat yang bisa dibilang murtad,” ungkap Ustadz Dr. Rully Marasabessy.
Lebih lanjut, Ustadz Dr. Rully Marasabessy melihat ada potensi zakat yang besar di Indonesia, namun realisasi dan penyerapannya masih sangat rendah. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh minimnya literasi masyarakat soal zakat.
“Banyak orang yang merasa sudah bayar zakat ketika sudah bayar zakat fitrah, padahal itu zakat fitrah, beda dengan zakat maal. Literasi kita masih rendah. Kalau edukasinya sampai pada masyarakat, orang akan berlomba-lomba untuk bayar zakat,” lanjutnya.
Menyambung penjelasan Ustadz Dr. Rully Marasabessy, Yuanita Rohali menekankan pentingnya literasi zakat untuk meningkatkan potensi yang ada di Indonesia. Terlebih, mengingat banyaknya miskonsepsi tentang zakat yang berkembang di masyarakat.
“Literasi itu luar biasa dampaknya untuk meningkatkan potensi zakat kita bukan hanya fokus menambah muzakkinya, basis dari aset kita yang harus dizakatkan. Ada miskonsepsi di masyarakat, yang dizakatkan itu adalah harta, ya uang, emas batangan, tabungan, deposito, sukuk bahkan piutang,” ujarnya.
Kurangnya literasi zakat di Indonesia mendorong Laznas Bakrie Amanah untuk turut berperan aktif menyebarkan sosialisasi dan edukasi terkait seluk-beluk zakat dan penyalurannya.
“Kami awalnya gemas dengan potensi zakat yang besar sekali di Indonesia jadi kami membuat sesuatu seperti literasi dan dauroh supaya menginspirasi bapak ibu sekalian untuk berzakat. Bagaimana kita bisa mencintai zakat, jadi itu yang ingin kita sampaikan di sini,” pungkas Hendrajanto Martasakti.