Jakarta – Setelah cukup lama rehat dari dunia akting, Audi Marissa kembali ke layar lebar dengan film horor pertamanya yang bertajuk Pasar Setan.
Lalu, seperti apa pengalaman Audi Marissa selama menjadi pemeran utama di film ini? Yuk scroll untuk kisah selengkapnya!
Debut Audi Marissa di Genre Horor
Sejauh ini, filmografi Audi Marissa didominasi oleh genre drama maupun romantis. Ia bahkan telah vakum cukup lama dari dunia akting. Namun, ia membuat gebrakan baru saat comeback dengan menjadi pemeran utama di film horor rilisan IDN Pictures, Pasar Setan!
Meskipun ini film horor perdananya, Audi Marissa mengaku ia tak merasa kesulitan karena terbantu dengan banyaknya persiapan produksi yang ada.
Namun, sebelumnya aktris berusia 28 tahun ini menceritakan bagian tersulit selama syuting Pasar Setan. Bukan karena medan yang berat di lokasi syuting, melainkan emosi yang harus ia lakukan di beberapa adegan.
“Kalau untuk aku sendiri mungkin lebih ke emosinya aja,” ungkap Audi Marissa saat ditemui di XXI Epicentrum pada Selasa, 27 Februari 2024.
“Karena makin ke sini makin ke belakang intens emosi kita semakin naik dan aku lumayan agak sulit untuk mengatur itu dan pastinya ada juga di mana (adegan) aku yang udah bener-bener depresi,” ia melanjutkan.
Audi Marissa juga sempat berbicara tentang alasannya memilih film Pasar Setan sebagai momen comeback-nya ke layar lebar. Ia mengaku tertarik dengan kisahnya yang memadukan kisah nyata dan mitos dengan isu-isu sosial masa kini.
Sinopsis Pasar Setan
Terinspirasi dari kisah nyata yang mengangkat mitos terkenal di beberapa daerah pegunungan di Indonesia, Pasar Setan mengisahkan empat vlogger horor beranggotakan Tamara (Audi Marissa), Kevin (Roy Sungkono), Yunus (Pangeran Lantang), dan Caca (Shindy Huang).
Tim vlogger ini menjelajahi sebuah hutan untuk mencari pasar setan. Mereka menemukan tempat tersebut, tapi akhirnya mereka bertemu dengan penampakan asli dari para setan. Keempatnya kemudian tersesat dan harus mencari jalan keluar.
Teror semakin nyata di depan mereka. Para setan menampakkan diri, nyawa menjadi ancaman, dan ada kemungkinan mereka tidak punya kesempatan untuk kembali pulang. (bbi)
