Setelah sembuh, Si Buta menyerahkan uang 1000 ringgit tersebut untuk perjuangan rakyat melawan kompeni.
Si Buta menceritakan bahwa yang dikalahkan dan dipenggal kepalanya bukanlah Jaka sembung yang sebenarnya, akan tetapi kepala seekor kambing yang terlihat menyerupai muka Jaka Sembung karena bantuan sihir Dewi Magi.
Si Buta akhirnya bergabung dengan padepokan Jaka Sembung. Sementara itu Dewi Magi yang kecewa pada Si Buta akhirnya mendatangi markas kompeni dan memberi tahu perihal masih hidupnya Jaka Sembung.
De Mandes marah karena ia telah dikelabui oleh Si Buta dengan hanya kepala kambing. Akhirnya Dewi Magi bekerjasama dengan pasukan De Mandes untuk membunuh Si Buta dan Jaka Sembung dengan mengandalkan ilmu sihirnya.
Situasi bertambah rumit ketika suatu malam terjadi pencurian kotak uang hadiah De Mandes dari padepokan Jaka Sembung yang tidak terlihat pelakunya.
Si Buta yang tajam penciuman dan pendengarannya berhasil menghalanginya. Jaka Sembung yang sedang tidur kaget karena tidak bisa melihat siapa pencuri yang tidak terlihat tersebut.
Akhirnya melalui penciumannya Si Buta berhasil mengetahui bahwa pencurian itu adalah perbuatan Dewi Magi.
Dewi Magi berhasil ditangkap dan dilukai, tetapi meloloskan diri. Dewi Magi yang sedang terluka parah menemui gurunya (WD Mochtar) dan berhasil menyembuhkan lukanya.