Tenggelam sekunder (secondary drowning) adalah kematian akibat perubahan kimiawi dan biologi pada paru-paru setelah insiden nyaris tenggelam.
Penyebab tenggelam dan pencegahan
Sebagian besar kasus tenggelam terjadi di air, 90% di air tawar (sungai, danau, dan kolam renang) dan 10% di air laut. Kasus tenggelam akibat cairan yang bukan air sering terjadi dalam kecelakaan industri.
Kondisi umum dan faktor risiko yang mengakibatkan tenggelam di antaranya termasuk:
- Pria cenderung lebih banyak tenggelam daripada wanita, terutama pria berusia 18-24 tahun
- Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air
- Kurangnya pengawasan terhadap anak (terutama anak berusia 5 tahun ke bawah))
- Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat, air yang sangat dalam, terperosok sewaktu berjalan di atas es, ombak besar, dan pusaran air
- Terperangkap misalnya setelah peristiwa kapal karam, kecelakaan mobil yang mengakibatkan mobil tenggelam, serta tubuh yang terbelenggu pakaian atau perlengkapan
- Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan dan minuman beralkohol
- Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
- Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang, termasuk di antaranya: infark miokard, epilepsi, atau stroke.
- Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan membunuh, kekerasan antaranak sebaya, atau permainan di luar batas kewajaran.
- Penyelamatan korban di dalam air
- Ketika seseorang tenggelam atau menghilang di dalam air, perlu melakukan penyelamatan air dengan cepat.[1] Ini adalah operasi penyelamatan dengan beberapa fase:
Mulai penyelamatan: Menganalisis situasi dan bertindak segera:
Menyelamatkan dari pangkalan yang aman.
Saat penyelamat menawarkan objek, dia harus berbaring di lantai untuk menghindari diseret oleh korban ke dalam air.
Jika ada penjaga pantai di sana, minta dia untuk membantu korban atau memberi tahu dia di mana dia telah menghilang.
Beberapa area renang memiliki drone terbang yang mampu melempar jaket pelampung, atau robot yang mampu melayang sampai mencapai korban, bertanya tentang mereka adalah mungkin.
Menawarkan sesuatu untuk ditangkap kepada korban. Jika itu adalah sesuatu yang mengapung (seperti cabang tebal), melemparkannya tanpa memukul kepala.