IntipSeleb – Kehidupan yang lebih baik tentunya menjadi idaman banyak orang terutama ketika memasuki tahun yang baru yaitu 2024. Pendakwah dan ahli herbal terkemuka, dr Zaidul Akbar memberikan pandangan agar masyarakat bisa hidup lebih baik.
Yuk intip dua kunci sederhana agar hidup yang lebih bermakna di tahun ini.
Perbaiki Hubungan dengan Allah SWT
Menurut dr Zaidul Akbar, langkah pertama untuk meningkatkan kualitas hidup adalah merapihkan hubungan dengan Allah SWT. Beliau menekankan pentingnya menjaga adab dengan Allah, seperti mendatangi masjid sebelum adzan berkumandang.
"Belum waktu salat sudah menunggu untuk ke masjid atau bersiap salat beberapa menit sebelum azan," tulisnya di Instagram.
Selain itu, Zaidul Akbar menyarankan untuk memperbaiki interaksi terhadap Al Quran, seperti membaca Al Quran beserta terjemahan dan tafsirnya. Selaras dengan itu, penting juga untuk menyelaraskan sikap terhadap agama dan mengamalkan syariat-syariat sebagaimana dijelaskan dalam surat Thaha ayat 2.
Dia juga menegaskan bahwa merapikan keimanan dan kepercayaan terhadap Allah adalah kunci utama. Dengan memiliki keyakinan yang kokoh, segala sesuatu yang terjadi akan dihadapi dengan baik sangka kepada Allah, serta ridho terhadap ketetapan-Nya.
"Jadi rapiin sikap terhadap Allah, agar benar-benar merasa bahwa kita semua urusan kita diatur Allah, sehingga yang muncul adlah baik sangka kepada-Nya," tulisnya.
Rapihkan Hati
Langkah kedua untuk hidup lebih berkualitas adalah merapihkan hati. dr Zaidul Akbar menjelaskan bahwa syariat memberikan pedoman untuk bersikap terhadap berbagai emosi seperti marah, cemburu, cinta, dan takut. Semua emosi tersebut memiliki tempat dan porsi yang jelas dalam syariat, sehingga tidak ada ruang bagi emosi yang tidak sesuai.
"Sehingga hidup gitu-gitu aja, enggak berubah karena tak mau berubah, akibat salah rasa. Di zaman ini banyak ruang jiwa dan hati diisi dengan ruang emosi yang tak tepat. Tertipu mungkin lebih tepat," katanya.
Menurut dr Zaidul Akbar, emosi seperti marah dan cemburu seharusnya hanya muncul dalam konteks yang benar, seperti melihat pelanggaran terhadap agama atau ketidakmampuan untuk melakukan kebaikan.
Dengan memahami dan menempatkan emosi pada tempatnya sesuai dengan ajaran agama, hidup dapat menjadi lebih baik dan bermakna.
"Jika semua ini dipasang pada tempatnya di semua momen hidup ini takkan lagi ada yang sibuk dengan emosi dan rasa-rasa tak penting. Kalaulah ada emosi atau rasa itu ya sebagai manusiawinya seseorang. Maka porsi itu hanyalah porsi kecil saja karena porsi besarnya emosi tersebut sudah ditempatkannya sesuai syariat mengatur. Jadi enak hidup dan bisa lebih baik hidup kita gitu," jelasnya.