Jakarta – Siapa sangka anak dari seorang pendakwah melewati fase perjalanan spiritual yang luar biasa? Hal itu dialami oleh Noe Letto, putra dari Cak Nun.
Baru-baru ini, musisi asal Yogyakarta tersebut mengungkapkan alasannya kembali memeluk agama Islam setelah sempat atheis.
Lantas, seperti apa perjalanan spiritual seorang Noe Letto dalam menemukan keyakinannya pada Allah lagi? Yuk scroll lebih lanjut untuk mengetahui selengkapnya!
Sempat Atheis
Noe Letto diketahui sebagai seorang musisi yang merupakan anak seorang pendakwah kondang bernama Cak Nun. Namun, ia sempat menjadi seorang atheis atau tidak meyakini keberadaan Tuhan setelah dirinya merantau ke Kanada untuk menuntut ilmu.
Baru-baru ini, putra dari pendakwah kondang Cak Nun diundang oleh Daniel Mananta untuk menjadi bintang tamu di kanal YouTube pribadinya. Noe menjelaskan bahwa dirinya memiliki proses yang panjang sebelum kembali memeluk agama Islam setelah sempat atheis.
Menilik dari kanal YouTube Daniel Mananta pada Rabu, 3 Januari 2024, Noe Letto yang memiliki nama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh itu mengungkapkan bahwa dirinya dulu mengira bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk percaya kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Namun ternyata, Noe Letto mendapatkan pencerahan bahwa Islam mengajarkan semua umatnya untuk bersaksi atas keberadaan Allah SWT dan Rasulullah SAW, bukan mempercayainya. Menurut dia, dua kata antara percaya dan bersaksi memiliki makna yang berbeda.
"Saya Islam itu belum lama, saya dulu mengira Islam mengajarkan kita percaya dengan Tuhan dan Nabi Muhammad, tapi waktu saya belajar ternyata tidak seperti itu. Karena syahadatnya mengucapkan saya bersaksi adanya Tuhan," ujar Noe.
"Saya belum Islam kalau saya tidak bersaksi adanya Tuhan, ketika saya belajar saya baru paham hal tersebut. Dua kata tersebut memiliki makna berbeda, percaya belum tentu bisa membuktikan, kalau bersaksi sudah ada buktinya," tegasnya.
Memahami Makna Syahadat
Dalam kesempatan itu, Noe Letto juga menegaskan bahwa dirinya memutuskan memeluk agama Islam karena telah memahami makna syahadat.
"Saya belum Islam kalau saya tidak bersaksi adanya Tuhan, ketika saya belajar saya baru paham hal tersebut. Dua kata tersebut memiliki makna berbeda, percaya belum tentu bisa membuktikan, kalau bersaksi sudah ada buktinya," tegasnya.
Noe Letto juga menegaskan bahwa dirinya sudah mengucapkan syahadat sejak kecil tapi ia belum paripurna beragama Islam karena belum memahami makna dari kalimat tersebut.
"Kalau pun saya sudah bersyahadat waktu SD, saya belum paham memeluk agama Islam karena saya belum bersaksi. Saya merasa Islam karena dari pemahaman dan terjemahan bahasa Indonesia, soal bersaksi dan percaya," jelasnya lagi.
"Saya nggak dari kecil saya menjelaskan bahwa saya memeluk agama Islam, yang islam beneran," tutupnya.