Jakarta – Imbas dari perceraian Tsania Marwa dan Atalarik Syach pada Agustus 2017 lalu, hal ini membuat hak asuh anak jatuh ke tangan sang ibu namun nyatanya diambil oleh Atalarik.
Emosi dengan semua kelicikan mantan suami, Tsania Marwa beberkan bukti surat putusan hak asuh anak saat di pengadilan. Penasaran? scroll sampai bawah!
Ambil Alih Hak Asuh Anak
Tak kuasa lagi menahan rasa kesak dan emosinya lantaran selama 7 tahun tak diberi kemudahan untuk bertemu dengan kedua anaknya, Tsania Marwa nekat membongkar bukti kecurangan Atalarik Syach selaku mantan suami yang sudah mengambil hak asuh anak diluar putusan sidang.
Dalam unggahanya di Instagram, Tsania Marwa membeberkan jika dalam surat putusan sidang semestinya kedua anak tersebut jatuh hak asuh ke tangan sang ibu bukan Atalarik.
"Menghukum Tergugat untuk menyerahkan: 1) Syarief Muhammad Fajn, lahir 25 Maret 2013 dan 2) Aisyah Shabira lahir 27 Juni 2015 kepada Penggugat," bunyi putusan hak asuh anak, 31 Oktober 2023.
"Ini dia bagian ter-EPIC jelas jelas di putusan ada point "MENGHUKUM TERGUGAT UNTUK MENYERAHKAN KEDUA ANAK KEPADA PENGGUGAT" penjelasan Tsania Marwa.
"Kenyataannya ???!!!!!!!!!! APA YANG DIHUKUM???? APA GUNANYA PUTUSAN INI??? APA CUMA SECARIK KERTAS TANPA MAKNA DAN KEKUATAN APAPUN YANG DI KELUARKAN OLEH INSTITUSI RESMI SEPERTI MAHKAMAH AGUNG???," timpalnya saat emosi.
Butuh Keadilan
Bukan tanpa maksud Tsania Marwa berkoar-koar menceritakan soal kasus rumah tangganya dan ketidakadilan soal hak asuh anak, wanita berusia 32 tahun itu menyebut ingin memberi imbauan kepada pihak pemimpin agar lebih aware lagi dalam menangani kasus seperti ini.
Bahkan sebagai seorang ibu, Tsania Marwa rela harus 7 tahun berpisah dengan anak-anaknya dan sulit bertemu hingga sering menelan rasa kecewa.
"Kalo yang ikutin kasus saya dari awal inshaAllah paham alasan saya gak kasih passport. Dengan segala cerita selama 7 tahun, SAYA SUDAH TIDAK PERCAYA! Mungkin hari ini mereka berhasil membuat anak anak benci saya dengan tidak mau memberi passport, tapi saya yakin SUATU HARI, anak anak akan paham dan bisa memaafkan saya," kata Tsania Marwa.
"Manusia boleh bermain dengan segala skenario, tapi jangan lupa ada Sang Pencipta dengan segala "skenario" terbaiknya, Alasan saya menceritakan ini untuk MEMBUKA MATA PARA PEMIMPIN agar sadar betapa "kurangnya" keadilan di Indonesia mengenai hak asuh anak. Saya memang korban, tapi anak anak saya tdk pantas menerima semua ini," tutupnya. (hij)