“Makanan kol goreng itu justru meningkatkan penyakit resiko dari aterosklerosis yaitu penyakit jantung koroner. Sumpah. Kenapa? Kan kol itu digoreng, ya kan, isinya kan minyak semua itu, minyak jelantah,” terangnya.
Anjuran dari Dokter Tirta
Di sisi lain, dokter Tirta memberikan saran untuk masyarakat yang ingin mengkonsumsi sayuran, salah satunya kol. Menurutnya, sayuran akan jauh lebih baik jika diolah dengan cara direbus atau ditumis.
Jika digoreng, sayuran seperti kol hanya akan terasa nikmat di lidah saja. Namun, saat dicerna oleh tubuh, kol goreng tidak memiliki kegunaan apa pun.
“Sayur semua bermanfaat kalau direbus atau ditumis secara tidak berlebihan. Kalau digoreng, itu makanan yang enak itu cuma di mulut saja, tapi ketika ditelen gak ada manfaatnya sama sekali,” jelasnya lagi.
Meski begitu, ia sadar hanya bisa memberikan anjuran kepada masyarakat. Keputusan kembali diserahkan kepada masyarakat.