Jakarta – Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna yang putrinya meninggal dan menjadi korban kopi sianida ini mengucapkan permintaan maaf di depan makam putrinya. Permintaan ini viral setelah Netflix merilis film dokumenter Kopi Sianida.
Dalam permintaan maaf itu, Ayah Mirna mengaku dirinya seorang yang nakal. Seperti apa pernyataan ayah Mirna? Intip selengkapnya di bawah ini.
Permintaan Maaf Ayah Mirna
Diketahui, Netflix merilis Film dokumenter Netflix "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso" yang resmi tayang pada 28 September 2023 kemarin. Dokumenter ini mengenang lagi kasus fenomenal kematian Mirna Salihin karena racun sianida.
Tak hanya Jessica Wongso sebagai pelaku dalam kasus ini yang menjadi sorotan, tetapi sosok Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna sendiri juga menjadi perbincangan hangat. Ayah Mirna ini muncul dalam film dokumenter dan mengucapkan permintaan maaf di depan makam putrinya itu.
Ia seolah menceritakan perjuangannya dalam menegakkan keadilan di depan makam mendiang Mirna.
“Jadi dengan kekuatan Papa, kuasa Papa, semuanya Papa keluarkan, Papa lawan. Pokoknya, Papa harus mati-matian melawan Otto waktu itu. Dia pakai uang, ya Papa pakai juga, tapi tidak banyak. Dia habis lebih banyak,” kata Ayah Mirna, dikutip dari Instagram @rumpi_gosip, Jumat, 29 September 2023.
Lebih lanjut, Ayah Mirna juga mengucapkan permintaan maafnya. Ia mengaku salah semasa hidupnya pernah menjadi nakal dan gonta-ganti perempuan di depan makam anaknya itu.
“Ya, maafkan Papa. Kesalahan-kesalahan Papa. Memang Papa nakal juga, suka ganti-ganti perempuan. Salah papa,” tutupnya.
Film Dokumenter Kopi Sianida
Seolah memberikan pandangan dari sudut lain, Film dokumenter Netflix "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso" menayangkan sisi kasus kopi Sianida lewat buku catatan harian Jessica Wongso.
Diketahui, kasus kopi Sianida ini membuat Jessica Wongso dijatuhi hukuman kurungan penjara selama 20 tahun atas pembunuhan berencana yang menewaskan Mirna pada 27 Oktober 2016 lalu. Dalam buku harian itu, Jessica Wongso menjelaskan tentang dirinya yang memang terlebih dahulu datang ke Kafe Olivier, Grand Indonesia.
Namun, ia menulis tentang rasa curiga di kasusnya yang dirasa janggal, yakni mengenai CCTV rekaman TKP.
“Rekaman aku masuk dan keluar kafe diputar berulang ulang. Tapi, rekaman polisi masuk dan keluar kafe dengan barang bukti dikatakan telah dihapus secara permanen. Apakah kini giliranku untuk curiga?,” kata Jessica Wongso dalam buku harian tersebut.
Di pertengahan film, wawancara Netflix dengan Jessica Wongso dihentikan. Terdengar suara pria yang menyela wawancara saat Jessica menjelaskan tentang masa-masa sulit dalam kehidupannya. "Maaf Jessica," demikian tegur lelaki itu.
"Iya," jawab Jessica.
"Saya minta maaf, mungkin ini sudah lebih dalam nih," kata lelaki tersebut.
"PIHAK BERWENANG MEMBLOKIR SEMUA WAWANCARA DENGAN JESSICA SETELAH PERTEMUAN INI." demikian keterangan dalam film tersebut, yang ditulis dengan huruf kapital. (by)