Lirik lagu ‘Penyihir’ ini hasil kontemplasi Dul Jaelani yang memang banyak membuat lirik lagu untuk Qodir dan tentu saja dibantu ooeh teman-teman Qodir. Khusus lagu ini, Dul memberi tema khusus yang jarang-jarang anak muda seusianya mengamati dengan jeli yakni fenomena soal elit global yang mengemuka belakangan ini di kanal-kanal sosial media dan youtube.
“Soal lirik, Qodir mengambil diksi yang lugas aja. Waktu saya take vocal, saya hanya melantunkan sebuah syair yang menggambarkan keresahan saya terhadap era yang sedang berjalan. Dan mungkin juga keresahan banyak anak muda lainnya. Jadi tidak ada lirik yang diganti semenjak kita menemukan lirik pertama. Utuh dari awal sampai proses mixing dan mastering. Saya rasa lagu Penyihir adalah lagu yang paling relate di kondisi kehidupan sosial anak muda jaman sekarang. Dan ini bentuk sarkasme terhadap elit global dunia,” jelas Dul Jaelani.
“Untuk proses pembuatannya sendiri karena lagu ini termasuk dalam album Seribu Bulan yang digarap kurang lebih hamper 1 tahun. Akan tetapi khusus lagu Penyihir dibutuhkan waktu 2 bulan dalam proses buat lirik sampai jadi lagunya. Lumayan lama untuk diskusi lirik dan musiknya,” kata Muhammad Xaviar yang diiyakan oleh Dul Jaelani.
Kenapa dipilih lagu ‘Penyihir’ ini sebagai single keempat Qodir?
“Setelah diskusi panjang lebar dengan teman-teman Qodir dan secara musyawarah single ke-4 dari album Seribu Bulan, kami sepakat merilis lagu ‘Penyihir’ karena ingin mengisi kekosongan lagu upbeat di era zilenial ini. Kami juga terinspirasi dari lagu Ali yang dinyanyikan oleh Dance Habibi. Yang merupakan side project dari John Paul Patton, yang juga vokalis dari Kelompok Penerbang Roket,” ungkap Dul Jaelani yang menjadi produser musik dalam album Seribu Bulan.
Tantangan dalam mengerjakan single ini saat rekaman adalah waktu kami bereksperimen di sesi brass section.