“Kita udah dua kali datang ke rumah sakit tapi belum bisa merekam nih. Karena Ibram orangnya sensitif nih. Dia memang keterbatasan mata tapi pendengarannya tajam,” sambungnya.
Kata Asri Welas, Gibran harus dalam keadaan tidur secara normal. Ia tidak boleh dibius.
“Jadi udah dipasang 10, terlepas lagi karena dia bangun. Karena dia harus dalam keadaan tidur yang biasa, gak boleh dalam keadaan terbius, gak boleh. Nah ke rumah sakit tuh udah dua kali,” tutur Asri Welas.
Sudah Mulai Membaik
Ke depan, Asri berencana untuk kembali melakukan rekam otak bagi Gibran. Selagi menunggu, Gibran diberikan obat.
“Waktu dia tidur juga supaya dianya juga bisa direkam. Cuma kita belum berhasil nih. Jadi saya masih nunggu lagi kapan dia bisa ke sana lagi karena sampe sekarang dia masih minum obat stepnya,” terangnya.
