Jakarta – Artis Tanah Air, Syakir Daulay tengah mendapatkan sorotan dari publik. Pasalnya, beberapa waktu lalu, ia telah membuat sebuah video singkat seolah membacakan teks proklamasi.
Atas apa yang dilakukan Syakir Daulay ini, sejumlah netizen merasa geram. Intip informasi selengkapnya di bawah ini.
Faktor Syakir Daulay Dianggap Lecehkan Teks Proklamasi
Sejumlah netizen itu menilai Syakir seolah melecehkan momen sakral ketika Soekarno membacakan teks proklamasi. Salah satu pihak yang juga menganggap Syakir melecehkan adalah perkumpulan Relawan Indonesia Bersatu.
Saat ditemui di Polda Metro Jaya, Ferry Razali, perwakilan Relawan Indonesia Bersatu, menilai ada beberapa hal yang dilecehkan oleh Syakir. Setidaknya, ada tiga hal yang dianggapnya melecehkan momen sakral itu.
"Pertama, meniru Bapak Proklamator kita dalam isi kontennya. Kedua, memparodikan teks proklamasi yang kita anggap itu sakral, teks proklamasi ini menjadi sadar kita merdeka,” ungkap Ferry Razali saat ditemui awak media di Polda Metro Jaya, pada Kamis, 31 Agustus 2023.
“Ketiga, Pembacaan kontennya, di dalam kontennya, saat pembacaan jomblowan jomblowati dia sampaikan, itu latar belakang background-nya para pahlawan," sambung Ferry.
Minta Cium Bendera Indonesia
Ferry dianggap apa yang dilakukan oleh Syakir itu bukan parodi.
"Konten ini bukan hanya parodi, tapi penghinaan, pelecehan terhadap proklamator, teks proklamasi dan para pahlawan," terang Ferry.
Ferry juga sempat ingin mempolisikan Syakir ke Polda Metro Jaya. Namun, ada beberapa barang bukti yang masih kurang.
"Ini bukti dari Instagram dia, sampai sekarang belum dihapus. Kemudian ada juga komentar-komentar netizen yang semua mengecam, tidak ada yang membela," ujar Lisman Hasibuan.
Saat ditanya, mereka menuntut Syakir untuk mencium bendera Indonesia. Hal ini sebagai simbolis permohonan maaf.
"Ya kalau bisa dia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa tidak mengulangi lagi dan cium aja bendera Indonesia kan gitu," ujar Lisman Hasibuan.
"Semoga ini menjadi efek daripada dia sendiri dan para pembuat konten bisa lebih kritis bila ingin membuat konten yang baik lah jangan sampai menghina atau membuat konten-konten yang merugikan dirinya sendiri," pungkasnya. (rth)