img_title
Foto : X/@infomitigasi

SumenepDentuman misterius Sumenep buat Warga di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dihebohkan. Tapi hingga kini belum ada keterangan jelas tentang peristiwa tersebut.

Walau begitu terdapat beberapa fakta yang terjadi selama peristiwa itu terjadi. Yuk, intip fakta-faktanya.

Buat Warga Mengungsi

Lantaran warga risau sekaligus mencegah jatuhnya korban, polisi mengungsikan lima kepala keluarga (KK) di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep.

"Makanya rumah warga disini yang begitu merasakan peristiwa ini langsung mengungsi," ujar Widiarti.

"Langkah ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi penghuni rumah tersebut memang merasa khawatir," lanjutnya.

Sejauh ini, belum ada indikasi efek signifikan pada rumah warga-warga tersebut.

Nihil Gempa

Koordinator Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pasuruan Suwarto mengatakan tak gempa yang terjadi bersamaan dengan kejadian suara misterius itu.

"Jadi kemarin waktu kejadian itu, Sabtu sekitar 08.45 WIB sampai sekitar 11.00 WIB, itu kami cek di alat kami seismograf yang ada terdekat dengan lokasi di Kalianget, itu tidak ada catatan gempa atau getaran gempa bumi yang terjadi," kata dia, Minggu, 13 Agustus 2023.

Pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab suara misterius tersebut. Timnya pun tengah menuju Sumenep untuk menganalisis fenomena itu.

"Kami akan pasang alat Seismograf di sana. Kami mau merekam getaran yang ada di situ, kami standby-kan," ujar dia.

"Meskipun sekarang katanya sudah enggak ada lagi suaranya, nanti kami coba analisa getarannya seperti apa. Dan untuk mengetahui apa penyebabnya memang dibutuhkan banyak metode, setidaknya kami bisa mengetahui indikasi awal seperti apa," lanjutnya.

Dikira Proyek

Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo menduga suara dentuman misterius itu bukan sebuah peristiwa geologi.

"Mungkin bukan peristiwa geologi," kata dia, Minggu, 13 Agustus 2023.

Ia menduga dentuman misterius itu disebabkan oleh suara yang dihasilkan proyek yang tak jauh dari lokasi.

"Bisa jadi, ada penambangan, ada penggalian sumur atau pendalaman sumur, atau ada pendalaman sumur dengan bor jojoh," katanya.

Untuk memastikan penyebabnya, tim ITS juga akan terjun ke lokasi untuk menganalisa sumber suara misterius itu.

Amien menyebut peristiwa dentuman yang sama pernah terjadi di Ponorogo dan Trenggalek sekitar 2011 silam.

"Dulu pernah terjadi di Ponorogo-Trenggalek tapi lebih keras. Diduga pergeseran patahan," pungkasnya.

Gerakan Tanah

Dosen Fakultas Geologi di Universitas Padjadjaran Dicky Muslim menduga sumber suara dari perut bumi di Madura itu berkaitan dengan sejumlah proses geologi.

Pasalnya, daerah Sumenep termasuk dekat dengan zona sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS).

"Misalnya pergeseran lapisan batuan, aliran air tanah, hingga tekanan tektonik. Ini tergantung dari kondisi geologisnya ya," kata Dicky, Minggu, 13 Agustus 2023.

Jika diamati secara tektonik, sesar yang berdekatan dengan Sumenep ini berada pada busur belakang. Sesar ini juga menunjukkan keaktifan yang rendah, dengan umur yang cukup tua, namun masih berpotensi bergerak hingga menyebabkan gempa.

Bahkan kata dia, di lokasi-lokasi tertentu sekitar sesar yang memiliki panjang sekitar 675 kilometer itu, pergerakan utama seperti gempa, hingga gerakan minor bisa terjadi cukup sering. Gerakan minor ini bisa menghasilkan suara seperti gemuruh atau dentuman dari bawah tanah.

"Mirip sekali dengan kejadian yang di Sumenep," katanya.

Soal kemungkinan terjadinya likuefaksi, dia menyebut potensinya sangat kecil. Pasalnya, dentuman yang dihasilkan juga tidak terlalu besar.

"Jika tanahnya berupa pasir lepas dengan muka air tanah yang dangkal, maka kemungkinan likuefaksi bisa terjadi," kata dia.

Undang Tim Ahli

Pemerintah Kabupaten Sumenep akan mendatangkan tim ahli geologi untuk meneliti fenomena suara dentuman misterius ini .

"Berdasarkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, kami telah mengambil tindakan untuk mendatangkan ahli geologi dari ITN (Institut Teknologi Nasional Malang) untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap fenomena ini," kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.

"Masyarakat tidak perlu panik mengenai kabar-kabar yang tidak pasti tentang fenomena langka ini. Yang terbaik adalah kita semua menanti kedatangan ahli geologi," ujarnya.

Topik Terkait