Jakarta – Penyanyi Tanah Air, Rafael Tan kini lebih dikenal dengan sebutan Duta Seblak Indonesia daripada sebagai salah satu anggota grup musik Smash. Terbaru, Rafael bercerita tentang awal mula kenapa dia punya gelar tersebut.
Hal ini berawal dari aktivitasnya bermain media sosial saat pandemi melanda Indonesia. Intip informasi selengkapnya di bawah ini.
Mencoba Banyak Jenis Konten
Awalnya, Rafael mengunggah beberapa konten di Instagram miliknya sebelum menjadi Duta Seblak Indonesia. Namun, kontennya tak banyak diminati para pengikutnya.
“Awal konten yang seblak itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Karena aku di taraf nyampah di sosial media gitu, apapun diposting,” ungkap Rafael Tan saat ditemui awak media di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat, 4 Agustus 2023.
“Aku pakai baju apapun juga cuma sedikit likes-nya. Jadi ya udah, paling sosial media jadi sarana aku posting daily aku lah. Salah satunya konten seblak ini,” sambungnya.
Tak disangka, unggahannya tentang seblak ternyata banyak mendapatkan respons positif. Bahkan, netizen sendiri yang memintanya menjadi Duta Seblak Indonesia.
“Dari followers aku bilang 'Kenapa sih nggak jadi Duta Seblak Indonesia aja?’. Itu semua komentarnya, nggak satu-dua doang. Akhirnya, untuk menghibur semua followers, aku mengabulkan permintaan mereka dan menobatkan diri sebagai Duta Seblak Indonesia,” tutur Rafael Tan.
Dapat Kerjaan Berkat Duta Seblak Indonesia
Rafael pun bersyukur dengan julukan barunya ini. Sebab, ada sejumlah tawaran pekerjaan yang masuk usai sebutan barunya itu. Bahkan, ia mengaku sudah populer di kalangan generasi muda.
“Sekarang aku benar-benar syok ada anak kecil yang tahu Mamang Rafael. Tahunya Mamang Rafael Seblak bukan Rafael Smash ya. Jadi, sekarang orang tahunya Rafael Seblak,” katanya.
Rafael mengaku dapat banyak pelajaran mulai dari pandemi hingga kini sebagai Duta Seblak Indonesia. Baginya, menunjukkan sisi lainnya sebagai orang biasanya bukanlah hal yang salah.
“Waktu pandemi aku jujur job itu terhenti semuanya. Sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran, kita muter otak gimana caranya bertahan hidup,” tutur Rafael Tan.
“Aku tidak pernah malu untuk nge-share apa yang sedang aku alami. Karena setiap orang punya kesusahannya masing-masing,” tandas Rafael Tan. (bbi)