IntipSeleb – Lagu berjudul Satu Hari Lagi adalah karya terbaru dari Hindia, yang termasuk dalam album Lagipula Hidup Akan Berakhir.
Dirilis pada 7 Juli 2023 lalu, berikut ini lirik lagu Satu Hari Lagi beserta maknanya. Yuk, intip sama-sama!
Lirik Lagu Satu Hari Lagi – Hindia
Lima juta lagi untuk botol minum keras
Tiga juta kosmetik dalam game terus ku kuras
Hanya segelintir uang yang terus keluar deras
Ku sekarang bernafas, tanpa tujuan jelas
Karena tak ada lagi yang kucari di sini
Mimpi menjadi besar tak menggiurkan lagi
Anganku hanya sampai sejauh tanah sendiri
Hanya ingin mengeluh, tak bisa bijak lagi
Jujur, aku sangat beruntung
Selalu hidup cukup, tak bisa lagi ku bernyanyi seakan ku
Mengerti dirimu, hidupmu, lukamu, sakitmu
Mulai sekarang, coba kau tanggung itu sendiri
Kadang ku merasa terlalu malas untuk berkarya
Kurang pantas diriku bergelimang harta
Sekali saja ku bicarakan tentang mental mu kawan
Tak setiap hari ku bisa peduli itu (oh, kawan!)
Tinggalkan aku di sini
Ku hanya mampu menyambung hidup hari per hari
Biarkan aku di sini
Hanya bisa berpikir 'tuk satu hari lagi
Aku hanya ingin muntah sekali lagi
Ingin makan kenyang sekali lagi
Jangan anggap aku tulang punggungmu
Sekali ku berhenti, tamat hidupmu
Jangan beri aku target dagangmu
Aku bukan komoditas milikmu
Tinggalkan aku di sini
Ku hanya mampu menyambung hidup hari per hari
Biarkan aku di sini
Hanya bisa berpikir 'tuk satu hari lagi
Aku hanya ingin muntah sekali lagi
Ingin makan kenyang sekali lagi
Ingin menamatkan satu series lagi
Dan menangis keras sekali lagi
Dan menangis keras sekali lagi
Dan menangis keras sekali lagi
Makna Lirik Lagu Satu Hari Lagi – Hindia
Setiap lagu yang dirilis oleh Hindia, selalu memiliki makna tersendiri yang mendalam dan menjadikannya favorit banyak orang. Di lagu berjudul Satu Hari Lagi ini, liriknya menggambarkan tentang menjalani hidup tanpa tujuan yang jelas.
Judul dari lagu ini menggambarkan seseorang yang tak memiliki rencana masa depan, dan hanya mampu berpikir untuk menyambung hidup di hari esok.
Lagu ini ditulis oleh Baskara Putra, Enrico Octaviano, Kamga, dan Gamaliel Tapiheru.