Jakarta – Sitha Marino berperan dalam film 'Mantra Surugana'. Dalam film besutan Dyan Sunu Prastowo bersama rumah produksi Peregrine Studios ini, ia berperan sebagai Tantri.
Adik Putri Marino ini merasa karakter dirinya sama dengan tokoh yang dilakoni. Yuk, intip karakter seperti apa yang mirip dengannya.
Karakter Mirip
"Karakter Tantri ini mirip aku, pendiam dan penakut, serta tidak banyak bicara," kata Sitha Marino disela jumpa pers film Mantra Surugana di Bioskop XXI Metropole, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Juli 2023.
Adegan yang dilakoni Tantri menantang akting Sitha Marino. Adik ipar Chicco Jerikho itu sering melakoni adegan kerasukan roh halus.
Sitha Marino juga harus menghafal mantra berbahasa Sunda kuno untuk memanggil makhluk halus.
"Aku bukan orang Sunda dan agak susah menghafalkan mantranya," ucapnya.
Film Mantra Surugana tayang di bioskop mulai 27 Juli 2023. Film Mantra Surugana mengangkat cerita mantra Sunda dalam tradisi naskah lama.
Ekspresi mantra diucapkan dalam bahasa Sunda kuno yang digunakan pada lima abad silam. Mantra Sunda dipandang sebagai dokumen dan kearifan lokal budaya Sunda.
Tantri mengalami berbagai kejadian menyeramkan setelah tinggal di asrama kampus.
Sinopsis Mantra Surugana
Sejak tinggal di asrama kampus, Tantri (17) mengalami berbagai kejadian menyeramkan. Asta, Fey, dan Reza, senior di kampus, curiga hal itu terjadi karena Tantri tinggal di kamar Arum, sahabat mereka yang tahun lalu hilang secara misterius dan diikuti pula oleh hilangnya mahasiswa lain bernama Luki.
Keesokan harinya, suasana kampus gempar. Tantri menemukan mayat Luki sudah membusuk. Kepada Asta, Tantri mengaku mendapat bisikan misterius kalau Luki bunuh diri secara mengerikan.
Menyadari Tantri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, Asta dan teman-temannya minta Tantri mencari Arum. Di rumah Arum yang terbengkalai, Tantri menemukan buku kuno berisi Mantra. Mantra yang jika dirapalkan bisa membuat seseorang terbunuh. Ternyata ada rahasia yang dibawa mati Luki, yang menyeret nama Asta dan teman-temannya sebagai orang-orang yang dimantrai.
Niat menyelamatkan diri dari pengaruh Mantra malah berkembang menjadi bencana bagi Asta dan teman-temannya, juga bagi Tantri. Mantra yang telanjur terucap ternyata memanggil sosok pembalas dendam yang mengincar mereka. Dan dendam itu ternyata ada hubungannya dengan masa lalu masing-masing.
Tidak bisa tidak, Mantra harus dibalikkan, buku Mantra harus dihancurkan, atau mereka sendirilah yang hancur.