Jakarta – Di tengah proses perceraiannya dengan sang istri, Arfita Dwi Putri, Yama Carlos masih berupaya guna bertemu dengan buah hatinya yang sudah berbulan-bulan tak bisa ditemui secara langsung. Atas hal ini, Yama mengadukannya ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).
Yama mengaku jalannya bertemu buah hati ditutupi oleh sang istri. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Yama Carlos Sambangi Komnas Perlindungan Anak
Kata Yama, pihak istrinya berbelit-belit untuk mempertemukannya dengan sang anak. Padahal, ia hanya ingin bertemu anaknya sendiri.
“Bulan Juli ini, tanggal 21 genap 5 bulan tidak pernah sekalipun saya dikasih akses untuk ketemu anak kandung saya sendiri. Mereka terlalu banyak persyaratan dan saya konsultasi ke Opung (Arist Merdeka Sirait),” kata Yama Carlos saat jumpa awak media di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Senin, 3 Juli 2023.
Selama lima bulan terakhir, Yama mengaku hanya bisa berkomunikasi secara daring dengan buah hatinya. Saat hari ulang tahun anaknya pada 23 April lalu, ia baru bisa menelepon video buah hatinya.
Bahkan, waktu telepon video dengan anaknya itu pun dibatasi oleh sang istri. Katanya, Arfita tak nyaman dengan beberapa pertanyaan Yama.
“Saya selaku ayah kandungnya nggak dikasih akses untuk bertemu, beberapa upaya sudah saya lakukan padahal. Di TKP awal mental, Marco harus berpindah tempat lagi, kejadian di TKP kedua, jarak saya sama Marco cuma sebatas pintu, si perempuan sama Marco ada di dalam. Saya sudah didampingi proman dan chief security di depan, tapi perempuan tidak membukakan pintu,” tutur Yama.
“Kenapa saya minta didampingi Propam, karena ada dugaan oknum berseragam mau ikut campur, mau ikut menghalang-halangi saya dari awal. Itu akan saya buka di pengadilan,” lanjutnya.
Kurangi Mencari Anak
Kini, Yama menyebut dirinya telah mengurangi waktu untuk mencari keberadaan buah hatinya. Yama tak ingin anaknya terus diasuh oleh Arfita. Sebab, Yama menjelaskan bahwa sang istri kerap berpindah tempat saat persembunyiannya mulai diketahui.
“Yang sekarang memang saya mengendorkan dikit, karena saya mikirin Marco, kasihan itu anak kalau saya kejar terus. Dan itu perempuan juga nggak tahu otaknya bagaimana. Intinya, kan kalau saya temukan itu mental-mental lagi. Saya pikirin keselamatan Marco-nya, kasihan juga kalau harus mental-mental,” ujar Yama Carlos.
“Sekarang saya belum tahu titiknya di mana. Meskipun saya sudah mencari, saya nggak tahu titiknya di mana,” pungkasnya.(prl).