Bahkan, waktu telepon video dengan anaknya itu pun dibatasi oleh sang istri. Katanya, Arfita tak nyaman dengan beberapa pertanyaan Yama.
“Saya selaku ayah kandungnya nggak dikasih akses untuk bertemu, beberapa upaya sudah saya lakukan padahal. Di TKP awal mental, Marco harus berpindah tempat lagi, kejadian di TKP kedua, jarak saya sama Marco cuma sebatas pintu, si perempuan sama Marco ada di dalam. Saya sudah didampingi proman dan chief security di depan, tapi perempuan tidak membukakan pintu,” tutur Yama.
“Kenapa saya minta didampingi Propam, karena ada dugaan oknum berseragam mau ikut campur, mau ikut menghalang-halangi saya dari awal. Itu akan saya buka di pengadilan,” lanjutnya.
Kurangi Mencari Anak
Kini, Yama menyebut dirinya telah mengurangi waktu untuk mencari keberadaan buah hatinya. Yama tak ingin anaknya terus diasuh oleh Arfita. Sebab, Yama menjelaskan bahwa sang istri kerap berpindah tempat saat persembunyiannya mulai diketahui.
“Yang sekarang memang saya mengendorkan dikit, karena saya mikirin Marco, kasihan itu anak kalau saya kejar terus. Dan itu perempuan juga nggak tahu otaknya bagaimana. Intinya, kan kalau saya temukan itu mental-mental lagi. Saya pikirin keselamatan Marco-nya, kasihan juga kalau harus mental-mental,” ujar Yama Carlos.