Indramayu – Beberapa waktu belakangan, Pondok Pesantren Al Zaytun terus menuai sorotan dari publik. Kontroversi yang ditimbulkan membuat masyarakat geram hingga berujung aksi demo pada Kamis, 15 Juni 2023 kemarin.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu pun sampai buka suara. Seperti apa? Berikut penuturan lengkapnya.
Tanggapan MUI Soal Ponpes Al Zaytun
MUI Indramayu secara tegas menyebut ajaran di ponpes Al Zaytun sudah sangat menyimpang. Ketua MUI Indramayu KH M Syatori pun memaparkan apa saja poin-poin yang menjadi perhatiannya.
Menurutnya, syariat islam yang diajarkan oleh ponpes Al-Zaytun sangat tidak sama dengan umat Islam pada umumnya. Mulai dari tata salat, puasa hingga haji yang dianggap tidak umum dengan ajaran islam. Di mana, di ponpes Al Zaytun menyebutkan bahwa ibadah haji tidak mesti ke Mekkah dan Madinah.
MUI pun mendesak pemerintah segera hadir dan menyelesaikan kemelut di Al Zaytun yang diramaikan sendiri oleh orang-orang di dalamnya.
"Al Zaytun dengan segala yang terjadi di akhir-akhir ini. Pertama bahwa Al Zaytun Syariat yang dikembangkan sangat tidak sama dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya, sholatnya, puasanya, hajinya, bahkan viral di media sosial haji tidak harus di Mekkah atau Madinah, cukup di haji di Indonesia sebab disamakan bahwa negara Indonesia tanahnya adalah tanah yang suci. Itu sangat tidak sesuai sekali dengan syariat-syariat islam pada umumnya," ujar dia dikutip dari tvOneNews Sabtu, 17 Juni 2023.
Akidah hingga cara pandang beribadah yang dilakukan oleh ponpes Al Zaytun sudah sangat berbeda dengan ajara Islam. Untuk itu, MUI mengimbau masyarakat Indramayu untuk tidak mengikuti pendidikan di ponpes tersebut.
"Yang kedua kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Indramayu khususnya jangan ikut berpendidikan di Al Zaytun sebab ketidaksamaan akidah, ketidaksamaan cara pandang dalam beribadah. Syariat-Syariat yang dilakukan oleh mereka dengan alasan agar jangan sampai terjadi kontradiksi dengan masyarakat, dengan para orang tuanya, Indramayu daerah yang sudah tenang jangan sampai diwarnai dengan hal-hal perbedaan yang tidak berarti,” katanya.
Minta Pemerintah untuk Hadir Menyelesaikan Masalah
Tak cukup sampai di situ, Syatori juga meminta pemerintah segera hadir menyelesaikan persoalan ini.
“Yang ketiga mohon kepada pemerintah agar segera hadir dalam rangka menyelesaikan keresahan, kegaduhan masyarakat di Indramayu bahkan di Indonesia yang menyaksikan viralnya syariat-Syariat Islam cara mereka, kami memohon kepada pemerintah segera selesaikan kemelut-kemelut keresahan kegaduhan yang terjadi di masyarakat gara-gara viralnya dan diviralkan oleh mereka." ujar Ketua MUI Indramayu KH M Syatori. (nes)