IntipSeleb Lokal – Penyanyi solo, Raisa mengaku sama seperti orang pada umumnya yang bisa mengalami stres. Bahkan, hal ini cukup sering dirasakan olehnya.
"Stres pastilah ya, sering malah bukan pernah," ungkap Raisa kepada awak media di kawasan Jakarta Selatan pada Senin, 8 Mei 2023.
Baginya, setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mengatasi rasa stres. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Cara Raisa Mengendalikan Stres
Raisa sendiri mengaku punya cara sendiri menghadapi stres. Salah satunya adalah dengan bercerita dengan orang lain.
"Cuma, yang pasti kita harus bisa sharing karena itu menurut aku salah satu kekurangan aku tuh aku orangnya mendem. Terus, merasa semua bisa dikerjakan sendiri, gak mau repotin orang," jelasnya.
"Tapi, pelan-pelan aku belajar untuk sharing kayak ternyata masalah kita yang ngerasanya gede banget kalau kita omongin tuh, 'Eh, ternyata gak separah di pikiran kita ya'. Jadi, kalau kita sharing sama temen, sama keluarga, sama temen kerja kita, kita bakal merasa lebih ringan," sambungnya.
Selain itu, meluangkan waktu untuk berpikir sejenak juga dirasa perlu bagi pelantun "Nyaman Tak Cukup" itu.
"Terus, sama itu sih, aku gak pernah capek untuk ngomongin ini, me time. Kadang-kadang, stres itu cuma overweel kayak kebanyakan kerja, kebanyakan mikirin ini, itu, sehingga kita merasa kayak meledak gitu. Jadi, kalau kita punya waktu untuk diri kita sendiri, ada waktu buat mikir, itu tuh yang buat aku bisa manageable," ucapnya.
Sumber Stres Raisa
Raisa mengungkap beberapa hal yang membuatnya stres. Beberapa kegiatan sehari-hari ternyata cukup membuatnya stres. Selain itu, ekspektasi tinggi orang lain kepadanya sering kali membuatnya juga stres.
"Sebenernya, rata-rata sama ya ngurusin keluarga, terus ekspektasi dari society, terus kita merasa guilty, kurang ini, 'Haduh, kerja terus nih kurang waktu di rumah'. Begitu di rumah, 'Haduh stres nih di rumah, kerjaan pasti banyak yang numpuk'," tuturnya.
Meski begitu, sumber stres paling besar yang dirasakan oleh Raisa adalah beban ekspektasi orang lain. Ia pun sadar bahwa mewujudkan ekspektasi terbilang cukup sulit.
"Terus, sebenernya sih ekspektasi kita versus ekspektasi orang ya yang bikin susah. Karena seperti tadi dibahas di kantor atau di tempat kerja kita harus profesional gitu. Sedangkan di rumah seolah-olah gak ada kerjaan gitu. Itu sih susah untuk menyeimbangkan itu dua-duanya dan kadang ekspektasi kita sendiri terhadap diri kita sendiri, 'Oh harus ini semua aspek ini harus sempurna ' itu yang bikin susah," pungkasnya.