img_title
Foto : Instagram/showimah

"Ada jadwal, terus tek-tokan di atas panggung. Itu ibaratnya, bahasa kasarnya 'bunuh-bunuhan' lah. Cepet-cepetan mana yang enggak bisa ngomong, mana yang enggak cepat, ya itu dia yang akan 'mati'. Ibaratnya perang tuh gitu," ujar Soimah.

Cara Bertahan

Instagram/showimah
Foto : Instagram/showimah

Karenanya, terjun ke industri televisi memang harus nekat agar dapat bertahan. Soimah juga sempat memiliki pengalaman pahit saat pertama kali masuk ke entertainment televisi, yakni diremehkan karena dianggap sebagai "artis baru".

Perempuan asal Pati, Jawa Tengah ini juga pernah diminta untuk tidak menggunakan bahasa Jawa ketika tampil di televisi.

"Pas syuting, bahasa Jawanya keluar. Enggak bisa hilang. Ada produser datang, negor, 'kalau bisa jangan ada bahasa Jawanya ya'. Wah, hatiku sakit. Saya bilang, 'lha aku ini orang Jawa, kan kamu tahu. Saya sinden dari Jawa. Lha kalau enggak boleh (pakai) bahasa Jawa ya jangan undang saya'," imbuh Soimah.

Menurut Soimah, dirinya memang harus berani agar tidak dinilai sebelah mata orang para petinggi di televisi dan dijatuhkan secara mudah. (jra)

Topik Terkait