Pemilik nama lengkap Anindia Yandirest Ayunda Fadli tersebut mengatakan bahwa ia merasa mendapat tekanan dari orang-orang bertubuh besar dan tegap.
"Jika tidak salah, mereka yang menekan saya saat itu adalah orang-orang berbadan tegap dan dipimpin oleh oknum anggota TNI AD. Inisialnya HS, pangkatnya Letkol. Satuannya Infanteri. Saya heran mengapa mereka melakukan hal itu kepada saya. Apakah karena saya melakukan tindak pidana, seandainya saya melakukan tindak pun, wewenang penanganannya terletak di institusi kepolisian, bukan urusan TNI. Saya warga sipil," katanya lagi.
"HS itu membawa sekitar 20 orang. Kejadian ini terjadi setelah saya bermaksud untuk menemui seseorang di Palembang pada hari Sabtu 1 April 2023. Tapi mohon maaf saat ini saya belum bisa berbicara lebih lanjut tentang kunjungan saya ke Palembang. Saya masih mengalami trauma yang sangat mendalam khususnya anak-anak saya. Terima kasih atas perhatian rekan-rekan," tuturnya.
Dengan adanya permohonan ke LPSK ini, Nindy Ayunda berharap dapat memberikan perlindungan.
Awal Mula
Lebih lanjut, berawal saat Nindy Ayunda memulai perjalanan ke Palembang untuk bertemu dengan seseorang. Namun, sesampainya di Bumi Sriwijaya tersebut ia malah dihadang oleh beberapa preman.