img_title
Foto : Sumber: Instagram/@fiersabesari

IntipSeleb Lokal Penyanyi Tanah Air, Fiersa Besari mengenang jasa-jasa tak terlupakan dirinya saat bulan Ramadan di waktu kecil dulu. Ada beberapa hal yang terus ia kenang hingga sekarang.

Hal ini ia ceritakan usai selesai menghadiri sebuah acara di kawasan Jakarta Pusat. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Momen Ramadan yang Sulit Dilupakan Fiersa Besari

IntipSeleb/Yudi
Foto : IntipSeleb/Yudi

Salah satu momen yang sulit dilupakan Fiersa Besari adalah berkumpul dengan keluarga. Hal itu terjadi usai dirinya selesai menjalani puasa 30 hari di bulan Ramadan.

"Sepertinya, yang membekas di ingatan kita (adalah) berkumpul di rumah kakek dan nenek pas lebaran. Dan ketika mereka udah enggak ada, semua udah enggak sama. Karena kumpul beda-beda, di rumah tante, dan lainnya," ungkap Fiersa Besari kepada awak media di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa, 14 Maret 2023.

Itu merupakan momen hangat yang masih terukir di benak penyanyi berusia 39 tahun itu.

"Tapi, itu sesuatu yang menurut saya terkenang dan enggak bisa diulang. Ketika kumpul, satu keluarga besar dan kita masih kecil dan masih ada kakek dan nenek. Itu hangatnya beda banget. Dan itu kayaknya cuma bisa ada di kenangan aja," sambungnya.

Momen Fiersa Besari Palsukan Tanda Tangan

IntipSeleb/Yudi
Foto : IntipSeleb/Yudi

Selain itu, di momen Ramadan, Fiersa Besari ingat betul dirinya sempat memalsukan tanda tangan saat sekolah dulu. Hal ini demi mendapatkan nilai dari gurunya.

"Kalau pagi, dulu sama temen-temen kuliah subuh kan, terus kita dikasih sekolahan, ada buku yang harus mencatat ustaznya hari itu cerita apa. Itu harus 30 hari lengkap, kalau enggak, nilai pelajarannya gak perfect. Tapi, itu jadi ajang kreativitas untuk memalsukan tanda tangan," tutur Fiersa Besari sembari tertawa.

Fiersa Besari sadar bahwa gurunya tidak akan mungkin memeriksa tanda tangan yang ia kumpulkan. Maka dari itu, ia memberanikan diri untuk melakukan hal tersebut.

"Karena setelah dipikir-pikir, guru kita kan gak mungkin ngecek ke komplek, ya. Satu kelas 40 orang, masa dicek. Lama-lama kan beranalogi nih, kayaknya gak mungkin dicek satu-satu nih. Muter tuh tanda tangan, di-switch, efektif ternyata," katanya.

"Tapi, harus dikosong-kosongin ya, jangan full. Kosong sekitar 5 atau 6 lah, kalau mau berbohong itu diselipkan kebenaran," pungkas Fiersa Besari. (bbi)

Topik Terkait