Dion mencoba memastikan apa Wijaya menyesal karena dia sudah menghabisi nyawa Saka, tetapi Wijaya sok mendengus dan mengelak. Dion jadi senang dengan sikap Wijaya. Sementara Wijaya tersenyum tipis, dia berpikir dengan berpura-pura bersikap demikian di depan Dion membuatnya jadi bisa memerintah dan memanfaatkan Dion lebih besar lagi.
Peringatan Celine Untuk Saka
Di tempat lain, Ariana dan Galvin pergi untuk membeli keperluan sekolah Abian. Ariana senang dengan apa yang dilakukannya karena dia merasa seperti ibu-ibu kebanyakan yang panik karena permintaan dadakan anak mereka.
Galvin tersenyum melihat Ariana yang begitu antusias membaca daftar belanjaan untuk keperluan Abian. Galvin pun jadi berpikir dia terlalu berlebihan mengkhawatirkan soal Saka dan Ariana, padahal Ariana begitu menerima dirinya dan Abian. Galvin pun meminta maaf karena dia sudah terbawa emosi sampai-sampai membentak Ariana.
Dante dan Dinda keluar dari klinik sambil mengembuskan napasnya karena Saka tidak ada di sana. Dinda terlihat sangat putus asa dan tidak tahu harus bagaimana jika Saka sampai tidak ditemukan. Dante yang merasa iba akhirnya menenangkan Dinda dan memberinya semangat sambil merangkul Dinda.
Dita yang saat itu gagal mengikuti Choky justru melihat adegan mereka. Dita jadi berspekulasi sendiri jika Dinda hamil anak Dante. Dia dengan tidak sabar menyiapkan ponselnya dan langsung merekam adegan Dante yang merangkul Dinda keluar dari klinik.