IntipSeleb Lokal – Mongol Stres sering berbagi kepada pihak EO, setelah turun panggung. Bermaksud balas budi, Mongol Stres malah disiapkan terapis pijat plus-plus secara cuma-cuma.
Tapi Mongol Stres pilih menolak pemberian tersebut. Berikut artikel lengkapnya.
Berbagi dengan EO
Saat mengisi acara sebuah provider di Batam, Mongol Stres merasakan pengalaman menarik. Setelah dirinya manggung di sana, ia memberikan sebagian pembayarannya kepada pihak EO (event organizer).
Kebaikan itu disalahartikan, pihak EO malah menyiapkan terapis pijat plus-plus kepada sang komika secara cuma-cuma.
"Karena saya itu gini, misalnya bayar Rp 70 juta, Rp 10 juta gue kasih pihak EO biasanya. Nah di antara mereka (EO) itu ada yang kayak 'wah kita nih kasih orang buat pijet abang'," kata Mongol Stres menirukan perkataan pihak EO dilansir dari Cumicumi, Rabu, 23 Februari 2023.
"Waktu itu, gue sebelum manggung mereka bilang 'Bang nanti (cewek yang pijit) di lobby pakai baju biru, ada jus alpukat. Itu buat mijit ya bang, jadi abang nggak usah keluar duit' udah gitu," sambungnya.
Suruh Pulang
Namun, Mongol langsung meminta perempuan yang dibayar untuk memijatnya itu pulang setelah selesai manggung.
"Selesai manggung, Mongol samperin ceweknya suruh pulang aja. Dia 'Lah bang, saya (diorder) buat mijet bang Mongol'. Saya bilang nggak usah pulang aja. Dia bilang 'Yah bang udah dibayar gimana?'" lanjut Mongol menirukan percakapan mereka kala itu.
Karena meminta wanita itu pulang, pihak EO justru menghampiri Mongol dan menawarkan terapi laki-laki. Sebab, mereka mengira komika yang pernah ikut aliran satanisme ini tak suka dengan perempuan.
"Saya suruh pulang aja, nggak usah dibalikin uangnya biar Mongol yang urusin. Orangnya (EO) lihat terus nyamperin 'Oh abang nggak suka cewek ya, cowok juga ada lho bang' gitu," katanya.
Padahal, Mongol Stres menolak fasilitas tersebut demi menjaga nama baiknya sebagai seorang seniman yang cukup terkenal.
Apalagi, Mongol Stres paham anaknya ingin menjadi seorang jenderal, sehingga ia tak ingin meninggalkan jejak digital yang buruk atau terseret suatu kasus.
"Dikirain nggak suka cewek, padahal bukan begitu. Kita lebih mikir, ya belajar dari beberapa kasus teman kita di dunia seniman karirnya rusak cuman gara-gara gitu," kata dia.(prl).