Pemandangan unik saat di perbatasan Itali dan Swis adalah, saat model-model rumah tradisional kedua negara yang sangat berbeda. Tampak salju tebal menutupi pohon-pohon dan atap-atas rumah di wilayah Swiss.
Tentu saja yang paling mengesankan adalah ketika bus mulai masuk ke wilayah pegunungan Alpen menuju salju abadi di Gunung Titlis. Rasa lelah selama di perjalanan langsung hilang, saat melihat gunung dan dataran yang hampir semua tertutup salju, dan dinginnya -12’C sudah terasa. Dan setelah dua malam menginap di Zurich, kami lanjut ke negara berikutnya.
Keindahan Jerman
Negara kelima dalam perjalanan ini adalah Jerman, di mana kami singgah di sebuah kota kecil Titisee, yang juga dikenal sebagai ‘black forrest’-nya. Karena hutan-hutan cemaranya yang tinggi dan begitu indah, ditutupi oleh salju. Konon istilah kue “black forrest” memang berasal dari kota kecil ini. Penduduk setempat ternyata memang mahir membuat kue tersebut, dan kami juga diberi waktu untuk mencicipi beberapa model kue black forrest.
Desa kecil ini menjadi lebih indah dengan adanya danau dan sungai yang biasanya mengalirkan gletser saat salju mencair di musim panas. Penduduk desa ini termasuk ahli dalam membuat jam dinding yang indah, keahlian yang mungkin dipengaruhi negeri tetangganya Swiss yang terkenal dengan ahli-ahli jam tangan kelas dunia.