"Game itu yang mengantarkan aku pada kesimpulan seperti itu. Dan, itu seram," lanjutnya.
Ustaz Felix lantas menyebutkan beberapa games Jepang yang ia mainkan. Ia mengungkap bahwa sangking niatnya mengecoh keimanan seseorang, beberapa games itu diproduksi hingga beberapa tahun dengan riset yang detail soal sejarah, kitab suci, maupun psikologi.
"Mereka meramu game untuk membuat satu konsep tentang kebenaran bagi orang-orang yang main game tadi. Aku termasuk yang kena," kata Felix kepada Daniel Mananta.
"Akhirnya aku enggak perlu agama, dong. Aku enggak perlu Tuhan, dong. Karena aku bisa berbuat baik tanpa ada Tuhan," ujarnya.
Pemikiran Felix soal agama akhirnya berubah saat dirinya beranjak dewasa. Saat kuliah, dirinya banyak bergaul dengan teman muslim. Hingga akhirnya ia diajak bertemu ustaz untuk mendiskusikan agama dan tentang Tuhan. Argumen yang dimilikinya selama ini seolah runtuh ketika dibacakan salah satu ayah dalam Al-Quran yakni surah Al Baqarah ayat 23. (rth)