“Karena gua gabisa ngelakuin apa yang orang-orang seumuran gua lakuin. Yang bukan seketat keluarga gua. Ya gua pengin nongkrong, pengin pakai celana pendek, pengin ngerokok doang gua ga bisa, kayak kemarin juga sempet viral gua cuma pakai anting-antingan gua dihujat sana sini. Bahkan, gua 8 tahun pindah sana sini rumah cuma buat ngehindarin infotainment, seberat itu,” lanjutnya.
Tak hanya perihal label anak ustaz, Abidzar juga membeberkan alasan mengapa dulu ia sempat ingin bunuh diri dan berharap mati lebih cepat. Rupanya, masalah bertubi-tubi yang datang di usianya yang masih remaja, membuat gejolak batin Abidzar tak karuan.
“Karena gua capek. Waktu itu abis bokap gua meninggal, nggak lama kakek gua meninggal di samping gua. Nggak lama lagi rumah gua kebakaran, gua harus menghindari infotainment selama 8 tahun,” ungkap Abidzar.
“Sebagai anak yang masih di bawah 15 tahun gua capek. Gua nggak tahu gimana cara menghadapi semuanya, karena dulu bokap gua juga jarang di rumah. Sampai akhirnya, gua lagi cabut sekolah pas SMA, lagi ngerokok di rumah temen, gua ngelihat pohon sambil denger lagi Fourtwnty, trus pengin bunuh diri. ‘seru ya, kayaknya enak jadi pohon’,” lanjutnya.
Keluarga Menjadi Penguat
Meski keinginan itu terjadi saat ia menghadapi masa-masa beratnya dahulu, namun pemain Balada si Roy ini mengaku rasa ingin bunuh diri itu kadang kala masih menghampiri hingga saat ini.