img_title
Foto : Istimewa

Secara historis, ritual pesugihan adalah ihwal yang lazim dilakukan masyarakat di Jawa era 80 dan 90an bahkan sampai sekarang. Ritual pesugihan ini yang menjadi latar belakang film Anak Titipan Setan.

Menurut Erwin Arnada, selaku sutradara dan produser film Anak Titipan Setan, di film Jaran Penoleh ada treatment khusus dalam membangun suspense.

“Pendekatan artistik, baik dari set property film juga visual effect jadi konstruksi utama dalam membangun suspense. Penonton akan merasakan ketakutan sekaligus melihat keindahan dari visual yang kami buat. Beautifully scary konsepnya. Saya tidak mengandalkan teknik jumpscare untuk meneror penonton.” jelas sineas yang memproduseri film-film laris seperti Jelangkung (2001) Tusuk Jelangkung (2022), 30 Hari Mencari Cinta (2004) dan Catatan Akhir Sekolah (2005).

Adapun tujuan PFN dan Jaman Studio mengangkat cerita ini ke film layar lebar adalah untuk mengangkat sisi budaya Indonesia terkait urban legend Jaran Penoleh sekaligus sebagai media edukasi kepada masyarakat bahwa pesugihan adalah jalan yang salah untuk memperoleh kekayaan, jabatan, atau kekuasaan secara instan.

“Jaman Studio tertarik untuk memproduksi film Anak Titipan Setan karena cerita urban horror yang mengangkat pesugihan Jaran Penoreh yang merupakan genre horor dan penokohan yang berbeda,” ujar Soemijato Muin, Executive Producer Jaman Studio.

“Yang menarik dari film Anak Titipan Setan adalah munculnya sosok-sosok mistis baru pertama digambarkan dalam film,” lanjutnya.

Film Anak Titipan Setan dibintangi sederet aktris ternama Indonesia, seperti Gisella Anastasia, Ingrid Widjanarko, dan Annisa Hertami serta aktor berbakat Yogyakarta, seperti Ibnu Gundul, Soeyik, Nano Asmorodono dan memperkenalkan pemain cilik Gabriel Bivolaru.

Topik Terkait