IntipSeleb Film – Marsha Aruan mengaku tidak memiliki keturunan Jawa, tetapi dalam film Nagih Janji Cinta ia harus memerankan tokoh keturunan Jawa Ningrat. Untuk itu, ia melakukan riset mendalam terutama tentang budaya Solo yang diangkat dalam film itu.
Marsha Aruan memang pernah berperan sebagai anak berasal dari daerah Jawa. Namun, perannya itu kebanyakan menjadi keturunan Jawa yang modern. Seperti apa riset yang dilakukan Marsha Aruan untuk perannya ini? Berikut artikelnya.
Belajar Budaya Solo
Marsha Aruan mengungkapkan proses pendalaman karakter Ajeng dalam film Nagih Janji Cinta. Ia sampai harus belajar budaya Jawa agar bisa masuk dalam karakternya itu.
"Yang pasti pendalaman karakter itu memang aku sebelumnya punya waktu sedikit tadi udah cerita, aku sempat kena COVID, jadi aku lebih banyak ngobrol dan cari tahu tentang Jawa atau Solo karena Jawa Solo itukan beda banget," kata Marsha Aruan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Maksudnya setiap Jawa beda-beda ya, aku sih biasanya Jawa yang modern, Jawa Kasar, Jawa Surabaya kan, kalau Solo hal yang baru buat aku," sambungnya.
Selain belajar budaya Solo, Marsha Aruan juga sering bertanya kepada pelatih akting yang juga merupakan orang Solo asli.
"Aku lebih banyak cari tahu tentang Solo nya juga, tentang budaya Solo nya juga, jadi terus nanya-nanya sama coach juga yang pasti. Memang jauh berbeda ya cuma semoga aku bisa mewujudkannya dengan baik," ucapnya.
Memposisikan Diri Sebagai Ajeng
Marsha Aruan juga memposisikan diri sebagai Ajeng seorang perempuan yang hubungannya tidak didukung dan akan dijodohkan.
"Mungkin karena baca skenarionya memposisikan diri bagaimana kalau misalnya aku mengalami hal yang seperti itu pastikan hal yang berat. Namanya restu dalam hubungan yang paling utama ya, tapi disitu balik lagi pesan yang aku dapat segala macam jadinya ya jadi Ajeng yang aku peranin di film," pungkasnya.
Sebagai informasi, Nagih Janji Cinta merupakan film komedi percintaan dengan mengambil scene di berbagai destinasi wisata kota Solo. Film ini dibintangi Marsha Aruan sebagai Ajeng, Irzan Faiq sebagai Bagas, Deven Christiandi sebagai Aryo, Ady Sky sebagai Satrio, Wanda Hamida sebagai Ibu Rahayu, Sujiwo Tejo sebagai Pak Cokro, Gea Indrawari sebagai Tiara.
Kemudian, Cahyani sebagai Rere, Frislly Herlind sebagai Ayu, Gerald Krechoff sebagai Eko, Fashya Attaramzi sebagai Dika, Nazhwa Zahira sebagai Intan, Sruti sebagai Lastri, Erick Ekstrada sebagai Slamet dan Endah Laras sebagai Mbok Sri. (hij)