IntipSeleb Lokal – Baru-baru ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa haram untuk joget Pargoy, Pasalnya joget yang satu ini masih banyak dilakukan oleh banyak orang khususnya remaja tanah air di media sosial.
Menurut MUI Jember, joget Paragoy dianggap dapat menimbukan syahwat karena mengandung gerakan erotis, serta tidak mencerminkan muslim yang berakhla. Lantas seperti apakah informasinya? Yuk, cek di bawah ini.
MUI Jember Beranggapan Joged Paragoy dapat Menimpulkan Syahwat
Dilansir dari laman resmi MUI Jember, mereka beranggapan goyangan tersebut mengandung gerakan erotis yang dapat menimbulkan syahwat.
“Hukum Joget 'Pargoy' adalah haram karena mengandung gerakan erotis, mempertontonkan aurat dan menimbulkan syahwat lawan jenis," bunyi fatwa dari laman resmi MUI Jember, Rabu, 30 November 2022.
Aturan tersebut tertuang dalam Tausiah Komisi Fatwa MUI Kabupaten Jember Nomor 02/MUI-Jbr/XI/2022 tentang joget Pargoy di Kabupaten Jember, Jawa Timur. MUI Jember menyatakan aturan itu diperlukan mengingat tarian pargoy yang semula populer di TikTok semakin menyebar ke masyarakat, khususnya di Jember yang sering terlihat tarian pargoy di acara-acara publik.
MUI Jember menulis mendapat perhatian karena tarian Pargoy ini sering dilakukan oleh gadis-gadis muda, mengenakan pakaian seksi, memperlihatkan keseksian, dan bergoyang secara erotis, sehingga mereka khawatir akan membangkitkan hasrat lawan jenis.
Tentang Joget Pargoy
Joget Pargoy merupakan jenis joget atau goyangan tertentu yang dilakukan sekelompok orang khususnya para remaja yang awalnya ramai di aplikasi Tiktok. Kini joget pargoy sering ditemui di acara umum dan terbuka dengan dibarengi musik dari sound system.
“Awalnya ramai di aplikasi TikTok namun kini sering ditemui di acara umum dan terbuka dengan dibarengi musik dari sound sistem,” tulis MUI Jember.
MUI Jember prihatin lantaran joget Pargoy ini kerap dilakukan oleh remaja perempuan, berpakaian seksi, membuka aurat, bergoyang erotis sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan syahwat lawan jenis.
Menyikapi fenomena tersebut, guna mencegah terjadinya situasi yang merugikan, maka Komisi Fatwa MUI Kabupaten Jember mengimbau pemerintah untuk memperhatikan dan menjaga nilai-nilai agama dalam setiap aktivitasnya.
“Joget pargoy tidak mencerminkan muslim yang berakhlak dan menodai nilai-nilai kesopanan, moral dan adat istiadat, khususnya yang berlaku di Kabupaten Jember,” bunyi fatwa tersebut Lebih lanjut.
Selanjutnya MUI Jember turut mengimbau pemerintah untuk mengambil kebijakan terkait larangan kegiatan joget pargoy di masyarakat. (jra)