Film Lewat Djam Malam diproduksi tahun 1954 lalu, adalah film klasik yang ditulis oleh Asrul Sani dan disutradarai oleh Usmar Ismail. Film ini berhasil meraih penghargaan sebagai Film Terbaik pada FFI 1955. Pada tahun 2012 film ini seperti hidup kembali setelah direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta.
Setelah direstorasi selama kurang lebih dua tahun (2010-2012), film ini ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes, dan kemudian diedarkan kembali secara terbatas di beberapa bioskop Indonesia
Yulia Evina Bhara selaku produser mengatakan bahwa film ini adalah perenungan atas tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern.
“Film ini merupakan suatu perenungan atas tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern,” kata Yulia Evina Bhara di Teater Teguh Karya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 24 November 2022.
Tema itu disampaikan melalui kisah Iskandar, seorang mantan pejuang kemerdekaan yang berusaha memasuki dan beradaptasi dengan dunia baru, kehidupan pasca kemerdekaan, yang berbeda dengan yang Iskandar bayangkan sebelumnya.
Pertemuannya dengan kekasihnya, Norma, serta rekan-rekan perjuangannya dahulu, dan sesosok perempuan yang mengesankannya, Laila, tak membuat Iskandar bisa menghindar dari perasaan asing atas dunia baru yang Iskandar masuki.
Yulia Evina juga berharap bahwa Setelah Lewat Djam Malam dapat membuat penonton merasakan kesan yang berbeda di akhir tahun.