"Karena mayoritas orang nonton film itu inginnya film yang ramai diperbincangkan agar menjadi bahan obrolan di kalangan pertemanan mereka," jelasnya.
Meski demikian, bukan berarti perjalanan dirinya menjadi movie reviewer mulus. Di tengah jalan ada juga komentar yang menilainya tidak kredibel.
"Biasanya itu terjadi jika film favoritnya tidak di review bagus. Itu dari sisi penonton. Dari sisi pembuat film, masih ada beberapa pelaku industri yang baper dan sakit hati. Jadi supaya win-win solution saya biasa permisi dan minta maaf dulu di awal untuk merevew sekiranya kalau ada salah kata atau kata-kata yang menyakitkan mohon dimaafkan," kata produser dan aktor film Visionary, The Right One, Pizza Man, Tuyul, dan Midnight Show ini.
TikTok menurutnya merupakan platform yang membuat siapa saja bisa berkarya. Tidak harus punya nama besar agar punya audience. Asalkan kita konsisten dan tahu target pasar yang dituju untuk siapa.
Dia berpendapat TikTok jaminan viewsnya tinggi. Bahkan jauh lebih tinggi dari platform medsos mana pun saat ini.
"Saking banyak yang menggunakan TikTok termasuk anak kecil, saya menuntut diri sendiri untuk tetap sopan dalam berkata-kata, tidak menggunakan kata-kata kotor, tidak menyebarkan berita bohong. Saya ingin secara tidak langsung juga mengedukasi mereka dan mendukung pemerintah untuk tetap beretika saat bermedia sosial," tutup dia.